Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) memperkirakan akan terjadi penurunan impor premium bila produk baru Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite mulai dipasarkan.
Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, impor premium akan berkurang karena masyarakat yang mengkonsumsi premium akan beralih menggunakan pertalite.
Indonesia masih mengimpor premium karena saat ini kapasitas fasilitas pengelolaan minyak mentah (kilang) yang dimiliki hanya mampu memenuhi 40 persen kebutuhan BBM khususnya premium. Sedangkan 60 persen dipasok dari luar negeri atau 10 juta barel per bulan.
"Kami akan melakukan prediksi kilang, seperti diketahui kapasitas sangat jauh kurang 50 persen kita impor 60," kata Ahmad, saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (22/4/2015).
Ia menjelaskan, bahan baku Pertalite terdiri dari produk kilang yang tak bermanfaat naphtha dengan kadar Research Octane Number (RON)70 dicapur High Octane Mogas Component (HOMC) RON 92.
"Dengan ada pertalite impor berkurang karena pertalite naphtha dan HOMC, naptha akan diblending (campur) dengan HOMC," ungkap Ahmad.
HOMC akan dicampur dengan naphtha yang masih diimpor, karena kilang Pertamina masih terbatas dalam menghasilkan HOMC. Namun, impor HOMC tak sebanyak impor Premium.
 "Tapi HOMC akan naik, kita impor produk kalau ada kalau tidak kita impor sendiri kita menyiapkan saran blending," pungkasnya.(Pew/Nrm)