Liputan6.com, London - Jika seluruh samudera di muka bumi ini beserta isinya diibaratkan sebagai sebuah negara, maka hartanya akan melampaui kekayaan negara-negara besar seperti Rusia dan Brasil.
Berdasarkan laporan World Wide Fund for Nature (WWF) seluruh lautan di dunia ternyata bernilai hingga US$ 24 triliun atau Rp 310 ribu triliun (kurs: Rp 12.922/US$).
Mengutip laman CNBC, Sabtu (25/4/2015), seisi lautan di dunia juga dapat mencetak penghasilan sekitar US$ 2,5 triliun dalam bentuk barang dan jasa setiap tahunnya.
Advertisement
Dengan begitu, jika diibaratkan sebagai negara, samudera beserta seluruh isinya dapat menduduki posisi negara dengan perekonomian terbesar ketujuh di dunia.
Nilai aset lautan di dunia ini ditentukan oleh empat komponen yaitu, sumber daya berupa produk senilai US$ 6,9 triliun, pantai produktif senilai US$ 7,8 triliun, perdagangan/transportasi senilai US$ 5,2 triliun dan penyerapan karbon yang bernilai US$ 4,3 triliun.
WWF mengakui, angka hingga ratusan ribu triliun rupiah itu berlum termasuk potensi minyak lepas pantai dan pengeboran gas. Itu lantaran kesulitan para analis untuk melakukan penghitungan potensi migas yang ada.
Sayangnya, lautan di dunia yang berkontribusi sangat tinggi pada perekonomian global ternyata belum mendapatkan perhatian yang cukup.
Sejumlah negara masih lemah dalam memerangi berbagai penyebab kerusakan baik dari tangan manusia atau dampak dari bencana alam.
Ditekankan pada laporannya, WWF menyerukan para pemerintah dan warga negara di seluruh dunia untuk melindungi lautan yang ada.
Pihak WWF juga meminta negara seperti Inggris untuk melaporkan kemajuan pengembangan zona konservasi laut dan tujuan pengelolaan berkelanjutan.
Ancaman yang berdampak pada fungsi sistem kelautan ini meliputi polusi dan perusakan habitat laut. Namun salah satu yang paling merusak adalah perubahan iklim, yang memberikan kontribusipada keasaman laut dan mengganggu kehidupan hewan di laut.
Manusia juga membahayakan isi lautan dengan melakukan pemancingan ikan secara ilegal yang caranya merusak lingkungan. Sekitar 90 persen dari pasokan ikan dunia harus mengalami gangguan akibat eksploitasi secara berlebihan.
"Samudera merupakan aset bisnis yang sangat penting yang memerlukan investasi dan manajemen berkelanjutan," kata CEO WWF-UK David Nussbaum.
Dia menjelaskan, laut yang bersih dapat mendukung pertumbuhan ekonomi global di masa depan dan membantu ketersediaan pangan. Sayangnya, saat ini, lautan beserta isinya justru semakin berada di dalam bahaya.(Sis/Nrm)