Sukses

Taspen Cetak Laba Rp 546 Miliar di Kuartal I 2015

Dengan penurunan tingkat suku bungan deposito yang berkisar antara 200 hingga 300 basis poin, Taspen akan mencari alternatif investasi lain.

Liputan6.com, Jakarta - PT Taspen (Persero) mampu membukukan laba bersih Rp 546 miliar pada kuartal I 2015. Nilai laba tersebut sudah lebih dari target perolehan laba yang dicanangkan oleh perseroan untuk sepanjang tahun ini.

"Kinerja laba cukup bagus, sudah Rp 564 miliar di triwulan pertama ini. Jadi itu sudah 60 persen lebih dari target tahun ini," ujar Direktur Utama Taspen, iqbal Latanro, di Gedung Artaloka, Jakarta Pusat, Minggu (26/4/2015).

Menurutnya. laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut berasal dari hasil investasi yang sebagian besar dialokasikan kepada deposito dan surat utang negara (SUN). "Itu dana masyarakat kami investasikan," lanjutnya

Meski demikian, dia menyatakan bahwa perseroan akan mencari instrumen penghasil laba lain yang mampu memberikan pendapatan hasil yang lebih besar dari investasi perusahaan saat ini.

"Persoalan yang dialami Taspen saat ini menurunnya tingkat bunga. Sebab tingkat bunga deposito menurun, dan kami harus mencari tingkat bunga atau yield yang lebih tinggi sehingga menutupi penurunan tingkat bunga," kata.

Menurut Iqbal, dengan penurunan tingkat suku bungan deposito yang berkisar antara 200 hingga 300 basis poin, maka perseroan akan mencari alternatif investasi lain seperti reksa dana. "Penurunan tingkat bunga itu sampai 200 basis poin-300 basis poin saat ini. Karena itu kami mengubah strategi investasi. Mungkin kami ke reksa dana," tandasnya.

Sepanjang tahun lalu, Taspen mencatatkan pertumbuhan laba hingga 161,5 persen atau menjadi Rp 3,46 triliun di 2014 dari Rp 1,32 triliun di 2013. Sebagian besar dipengaruhi dampak perpanjangan batas usia pensiun Pegawai Negeri Sipil dari 56 menjadi 58 tahun.

Selain itu, kenaikan laba juga dipengaruhi penurunan beban klaim Taspen di akhir 2014 sebesar 20,11 persen menjadi hanya Rp 4,33 triliun dari posisi di 2013 sebesar Rp5,42 triliun.

Sedangkan dana cadangan Taspen atau yang biasa disebut beban LMPMD naik 2,03 persen menjadi Rp6,2 triliun dari posisi 2013 senilai Rp6,15 triliun.

Selain dampak kebijakan batas usia pensiun, Iqbal mengatakan laba Taspen juga dipicu oleh meningkatnya hasil investasi hingga 34,7 persen pada 2014 atau sebesar Rp 11,2 triliun dibanding 2013 sebesar Rp 8,3 triliun. Alokasi investasi itu berada di instrumen obligasi, sukuk dan KIK EBA sekitar 67,9 persen, deposito 27,3 persen, saham dan lainnya sekitar 4,7 persen. (Dny/Gdn)