Liputan6.com, Jakarta - Para menteri ASEAN dan European Union (EU) Trade Commissioner menegaskan dukungan dan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama kedua wilayah termasuk kemungkinan dimulainya kerja sama ASEAN-EU Free Trade Agreement.
Penegasan ini disampaikan Menteri Perdagangan Rachmat Gobel usai pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) dengan EU Trade Commissioner Consultations ke-13 di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Para Menteri ASEAN dan EU Trade Commissioner berdiskusi mengenai perkembangan perdagangan dan investasi EU-ASEAN dan semua pihak menyatakan dukungan dan komitmennya untuk meningkatkan kerja sama di kedua wilayah termasuk kemungkinan dimulainya kerja sama ASEAN-EU Free Trade Agreement," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (27/4/2015).
Dalam kesempatan itu, Rachmat melakukan pertemuan bilateral dengan EU Trade Commissioner H.E. Cecilia Malmström sebelum pertemuan AEM-EU Trade
Commissioner Consultation dimulai.
Pertemuan ini membicarakan rencana pengaktifan kembali pembahasan Indonesia-EU CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement) yang telah dimulai sekitar dua tahun yang lalu. Kedua belah pihak sepakat menindaklanjuti pembahasan melalui pejabat senior masing-masing.
"EU merupakan mitra dagang penting bagi Indonesia, namun potensinya belum dioptimalkan oleh kedua belah pihak, baik di bidang perdagangan maupun investasi," lanjutnya.
Selain di bidang perdagangan, dia juga menyampaikan harapannya agar dalam kerja sama CEPA nantinya, komponen transfer teknologi dalam investasi industri di Indonesia menjadi salah satu fokus kerja sama.
Selain itu, Rachmat juga menggelar pertemuan ASEAN-EU Consultations. Wakil EU-ASEAN Business Council yang memaparkan beberapa masukan para pelaku usaha untuk meningkatkan kerja sama di kedua wilayah.
Sementara itu, para menteri yang hadir membahas perkembangan implementasi ASEAN-EU Work Programme tahun 2013-2014 dan memberikan usulan baru yang dituangkan dalam ASEAN-EU Work Programme tahun 2015-2016.
Beberapa masukan pelaku usaha diakomodasi seperti fasilitasi perdagangan, jasa, rules of origin, dan Hak Atas Kekayaan Intelektual.
"Kedua belah pihak sepakat untuk mengesahkan draft ASEAN-EU Work Programme tahun 2015-2016," katanya.
Pada kesempatan ini, Indonesia mengusulkan peningkatan capacity building ke arah yang lebih konkret seperti pembentukan Centre for the Promotion of Import from ASEAN dan ASEAN-EU SME Trade Centre.
"EU nantinya dapat melakukan pelatihan bagi para pengusaha UKM sehingga produk- produk mereka dapat memasuki pasar EU," ungkapnya.
Dalam pertemuan ini, EU juga menegaskan dukungannya terhadap rencana implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
"Realisasi MEA merupakan modal penting dalam mengembangkan kerja sama ASEAN-EU FTA," jelas Rachmat.
Guna mendukung MEA tersebut, EU akan meningkatkan bantuannya dari € 70 juta menjadi € 170 dalam tujuh tahun ke depan, serta tambahan € 86 juta untuk pengembangan konektivitas ASEAN serta Integrasi ekonomi dan perdagangan yang berkesinambungan.
Seperti diketahui, perdagangan antara ASEAN dan EU meningkat dari US$ 242,6 miliar pada 2012 menjadi US$ 246,2 miliar pada 2013. Sementara itu, pada 2014 total perdagangan mencapai US$ 248,2 miliar, meningkat 0,8 persen dari 2013, mewakili 9,8 persen dari total perdagangan ASEAN dan menempatkan EU sebagai mitra perdagangan nomor dua di ASEAN.
EU juga merupakan sumber investasi terbesar sebesar US$ 29,1 miliar pada tahun 2014 atau 21,3 persen dari total Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk ke ASEAN, meningkat sebesar 30,5 persen dari tahun sebelumnya. (Dny/Ndw)
‬
‪