Sukses

UMKM Tak Berkembang karena Terlalu Bergantung ke Bank

Porsi wirausaha Indonesia masih 1,64 persen dari total penduduk Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai perkembangan wirausaha khususnya di sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) masih minim. Hal itu disebabkan kendala akses permodalan bagi UMKM.

Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan Roeslani menuturkan, saat ini alternatif pembiayaan UMKM masih sangat bergantung hanya pada perbankan. Itu pula yang melatarbelakangi tidak berkembangnya industri modal ventura di tanah air.

"Konsep daerah UMKM terbiasa dengan perbankan, datang ventura kita equity participation, obligasi konversi untuk UMKM masih awam. Jadi mereka langsung tanya bunga berapa seperti konsep perbankan," ujar dia di Jakarta, Senin (27/4/2015).

Industri modal ventura pun dianggap kurang menjangkau karena minimnya akses permodalan. Total aset industri modal ventura tahun 2014 saja baru mencapai Rp 8,99 triliun.

"Bagaimana bisa menjembatani wirausaha Indonesia, kita dari  Kadin melihat modal ventura salah satu jembatan start up," ujarnya.

Maka, dia bilang peran industri modal ventura perlu mendapat dorongan dari regulator. Sebab industri modal ventura bisa menunjang ketertinggalan wirausaha Indonesia ketimbang negara-negara lain.

Lebih lanjut, Rosan mengatakan porsi wirausaha Indonesia masih 1,64 persen dari total penduduk Indonesia. Padahal standar internasinal mencapai 2 persen.

"Kalau dilihat yang produksi dan inovasi di Indonesia hanya 0,3 persen, jauh tertinggal dari Malaysia 2,1 persen, Korea Selatan 4,1 persen, Thailand 4 persen, China dan Jepang 10 persen, Amerika 12 persen," tandas dia.(Amd/Nrm)