Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk/BBTN mencatatkan laba bersih hingga Maret 2015 sebesar Rp 402 miliar. Laba bersih tumbuh 18 persen jika dibandingkan periode sama tahun 2014 sebesar Rp 341 miliar.
Direktur Utama BTN, Maryono mengungkapkan, kinerja tersebut ditopang kenaikan pertumbuhan kredit pada periode kuartal I 2015 yang mencapai 17 persen.
"Kredit dan pembiayaan itu tumbuh dari Rp 102,8 triliun tahun lalu menjadi Rp 120,1 triliun tahun ini," kata Maryonoi di kantornya, Senin (27/4/2015).
Advertisement
Maryono menjelaskan, pertumbuhan kredit masih tinggi dikarenakan kebutuhan rumah masih cukup besar. Selain itu, fasilitas kredit hingga saat ini masih menjadi salah satu pilihan utama masyarakat ekonomi menengah ke bawah‎.
"Rumah itu sebagai kebutuhan pokok manusia setelah pangan dan sandang masih terus diburu oleh masyarakat untuk memenuhinya," tegas dia.
Total kredit tersebut masih didominasi dari sumbangan kredit perumahan dengan komposisi 88,9 persen dari total kredit yang diberikan‎ pada kuartal I 2015 sebesar Rp 106,9 triliun. Sementara sisanya yang sebesar 11 persen atau sebesar Rp 13,2 triliun disalurkan ke kredit non perumahan.
"Kalau dari sisi posisi kredit ini maka di Indonesia posisi ranking Bank BTN di nomor 7 yang semula di nomor 9," kata Maryono.
Sementara itu, di sisi lain Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan juga mengalami pertumbuhan dari Rp 102,2 triliun pada 2014 menjadi Rp 109,5 triliun pada 2015 atau tumbuh 7 persen. Perseroan juga berhasil menerbitkan Negotiable Certificate of Deposit (BCD) yang merupakan dana jangka menengah/panjang sebesar Rp 1,5 triliun.
Mengenai interest income pada kuartal I 2015, perseroan berhasil mencatatkan angka Rp 3,6 triliun atau tumbuh 11,2 persen dari periode sama 2014‎ yang sebesar Rp 3,2 triliun. Sedangkan net interest income PT Bank Tabungan Negara Tbk tercatat Rp 1,5 triliun hingga Maret 2015 atau lebih baik dari posisi yang sama tahun 2014 sebesar Rp 1,4 triliun.
Dari keseluruhan kienrja tersebut, maka aset BTN hingga Maret 2015 mencapai Rp 149,2 triliun atau tumbuh 9 persen jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar Rp 136,9 triliun. (Yas/Ahm)