Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan berambisi merebut ekspor global hingga mencapai US$ 458,8 miliar pada 2019. Salah satu langkah dilakukan dengan melakukan misi dagang ke beberapa negara di Eropa seperti Denmark, Italia, dan Polandia pada 29 April-4 Mei 2015.
Menteri Perdagangan Rachmat Gobel pun akan memimpin delegasi misi dagang tersebut. Penetrasi dagang ini dilakukan melalui diplomasi, promosi, dan investasi perdagangan.
Baca Juga
Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Ditjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan (Kemendag), Ari Satria mengatakan hal ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mencapai target peningkatan ekspor sebesar 300 persen hingga 2019.
Advertisement
"Kami ingin merebut ekspor ke dunia hingga US$ 458,8 miliar pada 2019," ujar Ari dalam konferensi pers di Kantor Kemendag, Jakarta Pusat, Senin (27/4/2015).
Dia menjelaskan, misi dagang ini diikuti 36 orang delegasi bisnis Indonesia yang bergerak di bidang makanan olahan, tekstil dan produk tekstil (TPT), kelapa sawit dan turunannya, besi dan baja, produk perikanan, ban, plastik, kopi olahan, jasa konsultansi (consulting), dan jasa transportasi.
Rangkaian kegiatan delegasi misi dagang ini terdiri dari pertemuan bilateral antara Rachmat Gobel dengan para menteri yang membidangi ekonomi dan perdagangan di Denmark, Italia, dan Polandia serta business forum, business matching, dan one-on-one business meeting.
"Misi dagang dan investasi ke negara-negara Uni Eropa kali ini bertujuan meningkatkan ekspor ke pasar Eropa dan mengundang para investor Eropa untuk lebih berpartisipasi aktif dalam pembangunan ekonomi Indonesia," jelas dia.
Menurut Ari, Kemendag sedang menyusun strategi pendekatan pasar ekspor ke Eropa. Salah satunya mempertahankan pasar yang telah dibangun, baik tradisional maupun nontradisional.
"Strategi lain memperluas pasar baru serta peningkatan ekspor produk bernilai tambah," lanjutnya.
Dalam misi dagang tersebut, Rachmat Gobel juga akan menjelaskan keinginan Indonesia untuk melakukan kerja sama ekonomi yang lebih komprehensif serta menjelaskan peran strategis ekonomi, perdagangan, dan investasi Indonesia, baik di wilayah regional Asia maupun wilayah internasional lainnya.
"Eropa diharapkan akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi global bagi industri Uni Eropa dan kami akan menawarkan kerja sama yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak," kata Ari.
Selain berhadapan dengan negara-negara ASEAN, Indonesia menghadapi semakin meningkatnya jumlah hambatan non tarif yang diterapkan oleh Uni Eropa.
"Misi kami kali ini juga ditujukan untuk mempercepat proses perundingan ekonomi yang komprehensif dengan pihak Uni Eropa, namun tetap menggunakan prinsip saling menguntungkan, saling menghormati, saling percaya, dan tentu dengan arah win-win approach," tegasnya.
Awal Misi Dagang 2015
Kegiatan Misi Dagang 2015 akan diawali dengan kegiatan pertemuan bilateral dengan Minister of Trade and Development Cooperation of Denmark Mogens Jensen. Selanjutnya diikuti dengan penyelenggaraan Indonesia Business Seminar, hasil kerja sama antara KBRI Denmark di Kopenhagen, dengan Asia House dan The Confederation of Danish Industry.
Kegiatan business meeting dilakukan untuk mempertemukan para peserta misi dagang dengan buyer potensial pelaku usaha Indonesia dan Denmark. "Target ekspor ditetapkan sebesar US$ 681,8 juta pada 2019," katanya.
Selain itu, Mendag akan melakukan one-on-one business meeting dengan para pebisnis terkemuka di Denmark guna meningkatkan kerja sama bisnis dan investasi dengan pelaku usaha Denmark dan membahas peluang dan tantangan kerja sama perdagangan.
"Kunjungan tersebut juga ditujukan untuk peningkatan kerja sama green technology dan kerja sama kemaritiman antara Indonesia dengan Denmark," ungkapnya.
Ekspor nonmigas Indonesia ke Denmark pada 2014 mencapai US$ 226 juta, sedangkan pada periode Januari-Februari 2015 mencapai US$ 37 juta. Impor nonmigas Indonesia dari Denmark 2014 sebesar US$ 167 juta dan periode Januari-Februari 2015 sebesar US$ 31 juta.
Misi dagang Indonesia akan berakhir di Warsawa, Polandia pada tanggal 4 Mei 2015. Polandia akan dibidik sebagai hub bagi produk-produk ekspor utama Indonesia ke kawasan Eropa Timur dan sekitarnya.
Misi ini juga akan membicarakan rencana pembukaan rute penerbangan langsung dari Indonesia ke Polandia dalam mempercepat perpindahan arus barang dan jasa. Selain itu, akan dilaksanakan rapat koordinasi dengan 10 Duta Besar Eropa Timur dan Tengah.
Rencananya, Rachmat Gobel akan melakukan koordinasi melalui video conference dengan perwakilan RI di Finlandia, Swedia, Norwegia, Denmark, Rusia, Ceko, Rumania, Austria, Bulgaria, dan Slovakia untuk mengetahui pencapaian target ekspor serta hambatan dan peluang yang dirasakan oleh para perwakilan.
Ekspor nonmigas Indonesia ke Polandia pada 2014 mencapai US$ 395,9 juta dan pada periode Januari-Februari 2015 mencapai US$ 63 juta. Impor nonmigas Indonesia dari Polandia pada 2014 sebesar US$ 143 juta dan periode Januari-Februari 2015 sebesar US$ 20 juta. (Dny/Ahm)