Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah dunia tercatat lebih rendah dipicu tercukupinya pasokan global akibat konflik di Yaman dan pengeboran minyak AS membuat pedagang berhati-hati setelah harga mencapai puncak tertinggi sepanjang 2015 pada pekan lalu.
Melansir laman Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent untuk Juni turun 45 sen menjadi US$ 64,83 per barel, setelah sempat bergerak di kisaran US$ 64,40 ke posisi US$ 65,61 per barel.
Sementara minyak mentah AS untuk Juni tergelincir 16 sen menjadi US$ 56,99 per barel, setelah diperdagangkan dari posisi US$ 56,52 ke US$ 57,89 per barel. Harga minyak mencapai puncak di 2015 pada posisi US$ 58,41 di Kamis lalu.
Advertisement
Persediaan minyak mentah AS tercatat telah meningkat selama 15 minggu berturut-turut menuju rekor 489 juta barel, bahkan di tengah jatuhnya aktivitas pengeboran.
"Sementara situasi di Yaman dan pengeboran rig AS rig telah mendukung harga minyak jatuh. Kita akan tetap hati-hati karena kita belum melihat bukti pemotongan pengeboran telah diterjemahkan ke dalam persediaan yanng rendah," kata Gene McGillian, Analis Senior Tradition Energy di Stamford, Connecticut.
Penyebab lain adanya berita bahwa Menteri Perminyakan Arab Saudi Ali al-Naimi mengatakan para pejabat di Beijing bahwa kerajaan siap untuk memasok China dengan minyak tambahan.
"Mempertahankan rally harga minyak baru-baru membutuhkan permintaan lebih kencang dan respon pasokan yang nyata," analis di Barclays mengatakan dalam sebuah catatan penelitian.(Nrm)