Sukses

China dan Taiwan Lirik Potensi Investasi di Jawa Tengah

Calon investor tertarik berinvestasi di Jawa Tengah karena didukung ketersediaan lahan yang luas, sumber tenaga kerja terampil dan upah.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah sepakat mendorong peningkatan realisasi investasi yang masuk ke provinsi tersebut.

Kepala BKPM, Franky Sibarani mengatakan, jumlah calon investor asing yang besar telah menyatakan minatnya maupun berkomitmen investasi di Indonesia dari berbagai sektor. Hal itu jadi peluang yang harus segera dimanfaatkan segera oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terutama menarik investasi sektor industri padat karya.

Franky menuturkan, ketersediaan lahan yang luas, sumber tenaga kerja terampil dan besaran upah yang kompetitif menjadi daya tarik Provinsi Jawa Tengah saat ini sehingga cocok untuk pengembangan industri padat karya (labour intensive).

"Berdasarkan hasil identifikasi Tim Marketing Investasi BKPM, calon investor China dan Taiwan banyak yang melirik potensi yang dimiliki Provinsi Jawa Tengah tersebut," lanjutnya.

Salah satu bentuk implementasi kesepakatan tersebut, BKPM dan Pemprov Jawa Tengah akan memaksimalkan koordinasi agar para calon investor potensial dapat merealisasikan minatnya untuk berinvestasi di Jawa Tengah.

"Baik fasilitasi promosi investasi, pengurusan perizinan di PTSP Pusat sampai dengan pemberian fasilitas insentif akan didukung oleh BKPM," kata Franky.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan daerahnya cukup siap untuk menerima investasi sektor padat karya.
Ganjar menuturkan, Pemprov Jawa Tengah saat ini sudah melaksanakan program kerjasama pembinaan dan pelatihan antara SMK dengan perusahaan industri di daerah sekitar.

Dia menilai, program tersebut cukup efektif dalam rangka menghasilkan tenaga kerja terampil, sekaligus efisiensi bagi perusahaan karena siswa dapat langsung bekerja di perusahaan pembina.

"Ketersediaan tenaga kerja terampil di daerah kami sebenarnya cukup, karena jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di provinsi Jawa Tengah tercatat paling banyak dibandingkan dengan provinsi lain di seluruh Indonesia," kata Ganjar.

Hanya saja, Ganjar mengakui Jawa Tengah berpotensi mengalami kirsis listrik pada 2017, sehingga pembangunan pembangkit listrik baru mutlak diperlukan. Pihaknya juga selalu berupaya mendorong pengembangan potensi wilayahnya, baik dari aspek infrastruktur, transportasi dan kawasan industri.

"Namun sayangnya proyek pembangunan PLTU Batang terus menerus mengalami penundaan karena kendala pembebasan lahan milik masyarakat setempat," kata dia.

Menurut data BKPM, walaupun tercatat terjadi peningkatan nilai realisasi investasi yang pesat selama periode 5 tahun terakhir, namun total nilai realisasi investasi Provinsi Jawa Tengah pada 2014 sebesar Rp 18,6 triliun atau hanya sebesar 80,5 persen dari target yang diharapkan. Jawa Tengah ditargetkan dapat menyerap investasi, di luar sektor perbankan dan hulu pertambangan, senilai Rp 27,7 triliun pada 2015. (Dny/Ahm)