Sukses

Ini Kata IMF Soal Utang Luar Negeri Indonesia

Saat alokasi SDR sebesar US$ 2,8 miliar sebagai konsekuensi timbul Indonesia masuk jadi anggota IMF.

Liputan6.com, Jakarta - Polemik utang luar negeri Indonesia ke International Monetary Fund (IMF) pada pekan ini akhirnya juga menyedot perhatian lembaga keuangan internasional tersebut.

Adviser IMF, Benedict Bingham angkat bicara mengenai utang luar negeri Indonesia ke IMF. Benedict menegaskan, saat ini Indonesia tidak memiliki pinjaman dari IMF. Adapun utang yang dilaporkan di Bank Indonesia (BI) berkaitan dengan alokasi special drawing right (SDR) Indonesia.

"Di bawah perjanjian kalau IMF mengalokasikan SDR untuk semua negara anggota sebanding dengan kuota mereka di IMF. Alokasi SDR ini sebagai tambahan likuiditas. Saat ini alokasi SDR adalah sekitar US$ 2,8 miliar atau SDR 1,98 miliar," ujar Benedict, dalam keterangan yang diterbitkan, Rabu (29/4/2015).

Di bawah aturan akuntansi standar, alokasi SDR ini diperlakukan sebagai kewajiban asing Bank Indonesia. Sedangkan kepemilikan sesuai SDR diperlakukan sebagai aset asing BI. "Jadi ketika SDR dialokasikan tidak ada perubahan dalam hutang bersih anggota untuk IMF," kata Benedict.

Bank Indonesia (BI) juga menegaskan, posisi kewajiban sebesar US$ 2,8 miliar kepada International Monetary Fund (IMF) bukan merupakan pinjaman yang selama ini dikenal. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menuturkan, kewajiban itu merupakan alokasi Special Drawing Rights (SDR).

Alokasi SDR yang timbul merupakan konsekuensi sebagai anggota IMF. Seluruh anggota IMF mendapatkan alokasi SDR tersebut.
SDR ini merupakan aset cadangan internasional yang diciptakan IMF pada 1969 untuk melengkapi cadangan resmi yang ada pada negara-negara anggota. SDR ini berfungsi sebagai unit rekening IMF dan beberapa organisasi internasional lainnya.

Sebelumnya mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengoreksi pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal utang Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).

Koreksi itu disampaikan SBY lewat media sosial akun twitternya pada Selasa 28 April 2015 "Maaf, saya terpaksa mengoreksi pernyataan Presiden Jokowi tentang utang IMF yang dimuat di salah satu media massa pada 27 April 2015," tulis SBY melalui akun twitternya.

"Pak Jokowi mengatakan yang intinya Indonesia masih pinjam uang ke IMF. Berarti kita dianggap masih punya utang kepada IMF," kata SBY.

Padahal Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sebenarnya tidak mengatakan soal utang Indonesia ke IMF. Dalam pidato di acara Konfrensi Asia Afrika (KAA), Jokowi hanya mendesak kepada seluruh pemimpin negara di Asia dan Afrika untuk ikut mereformasi ekonomi dunia.

Reformasi dari arsitek ekonomi tersebut dimaksudkannya untuk pergerakan ekonomi negara Asia Afrika tidak harus tergantung kepada lembaga keuangan global seperti World Bank, Asian Development Bank (ADB) dan IMF.

Untuk itu, Jokowi mengajak para pemimpin negara Asia Afrika untuk membuat keseimbangan baru terutama dalam mendapatkan pendanaan untuk pembangunan ekonomi di kawasan Asia Afrika. (Yas/Ahm)