Liputan6.com,Jakarta - Menyambut Hari Buruh yang jatuh pada 1 Mei, pekerja yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja (FSP) BUMN Bersatu memiliki sejumlah harapan untuk dikabulkan pemerintah.
Â
Salah satunya, adalah menghidupkan kembali maskapai penerbangan PT Merpati Nusantara Airline (MNA).
Â
Ketua Umum FSP BUMN Bersatu, Arief Poyuono mengatakan maskapai tersebut penting untuk dihidupkan karena menjembatani wilayah Indonesia Timur.
Â
"Karena hari ini kesulitan di Indonesia Timur, kesulitan tidak ada Merpati," kata dia kepada Liputan6.com seperti ditulis di Jakarta, Kamis (30/4/2015).
Â
Terlebih, dia mengatakan ribuan orang menggantungkan hidup dari maskapai tersebut. Banyak mantan pegawai kondisinya ironis karena banyak beralih ke profesi lain sampai menjadi tukang ojek.
Â
"Gaji dan pensiun memang pegawai Merpati belum dibayarkan. Belum sama sekali. Hari ini pekerja Merpati kesulitan, ada yang tukang ojek angkot. Sekarang 3.000-an," ujar dia.
Â
Terkait Hari Buruh, Sekjen Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Muhammad Rusdi memastikan akan menurunkan 100 ribu massa pada May Day nanti. Dalam tuntutannya, KSPI mendesak pemerintah untuk menaikkan UMP/UMK sebesar 32 persen. Hal tersebut dengan menimbang perubahan komponen hidup layak (KHL) dari sebelumnya 60 item menjadi 84 item.
Buruh juga menolak rencana sistem pengupahan 5 tahun sekali. "Agar upah bisa sejajar Filipina, Malaysia, Thailand Rp 3,6 juta sampai Rp 4 juta. Kami menolak politik upah murah yaitu kebijakan kenaikan berbasis 5 tahun sekali yang digaungkan Menteri Perindustrian dan Menteri Koordinator Perekonomian," kata dia. (Yas/Nrm)
Buruh juga menolak rencana sistem pengupahan 5 tahun sekali. "Agar upah bisa sejajar Filipina, Malaysia, Thailand Rp 3,6 juta sampai Rp 4 juta. Kami menolak politik upah murah yaitu kebijakan kenaikan berbasis 5 tahun sekali yang digaungkan Menteri Perindustrian dan Menteri Koordinator Perekonomian," kata dia. (Yas/Nrm)
Â