Liputan6.com, Jakarta - Kontruksi (groundbreaking) program sejuta rumah yang secara serentak dilakukan di sembilan wilayah Kabupaten/Kota meninggalkan kekecewaan bagi Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI). Hal itu terutama dengan ketidakhadiran dua menteri Kabinet Kerja dalam seremoni tersebut.
Ketua Umum APERSI, Eddy Ganefo mengaku sangat mengharapkan kehadiran Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) Ferry Mursyidan Baldan serta Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo pada pelaksanaan groundbreaking Sejuta Rumah di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah pada Rabu 29 April 2015.
Namun harapan itu pupus ketika dua pembantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) tersebut absen dari agenda penting ini. Ferry dan Tjahjo saat itu menghadiri Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2015 oleh Bappenas dari pagi hingga malam hari.
Padahal kata Eddy, kehadiran kedua menteri itu sangat ditunggu mengingat akan ada penandatanganan perjanjian (Memorandum of Understanding/MoU) terkait permasalahan lahan dan perizinan.
"Tadinya mau MoU antara Mendagri, Menteri ATR, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU Pera) soal tanah dan izin, tapi Mendagri dan Menteri ATR enggak datang," keluh dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Jumat (1/5/2015).
Groundreaking Sejuta Rumah, termasuk dua menara rumah susun sewa (rusunawa) untuk pekerja atau buruh di Ungaran hanya dihadiri Presiden Jokowi, Menteri PU Pera Hadi Muljono, Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri serta Menteri Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani.
"Masalah perumahan adalah perizinan dan pertanahan. Tapi menterinya tidak datang, padahal sudah disiapkan MoU," tegas Eddy.
Bahkan dia mengutarakan kekesalannya dengan lontaran pernyataan untuk mengganti Menteri ATR Ferry dan Mendagri Tjahjo Kumulo. "Diganti saja menteri seperti itu," ucapnya.
Persoalan lain pada program sejuta rumah, tambah Eddy, belum ada kebijakan yang diteken untuk penambahan dana subsidi bunga, serta belum ada kepastian dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). "Artinya program Sejuta Rumah tidak serius," kritik dia. (Fik/Ahm)
Awal Program Sejuta Rumah Kecewakan Pengembang
Belum ada penambahan dana subsidi bunga dan kepastian dana FLPP jadi persoalan program sejuta rumah.
Advertisement