Sukses

Harga Minyak Tumbang dari Level Tertinggi 2015

Harga minyak terjungkal dari level tertinggi 2015 merespons data ekspor minyak Irak.

Liputan6.com, New York - Harga minyak terjungkal dari level tertinggi 2015 pada perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) usai Irak menyatakan ekspor minyak mentah di negara itu mencapai rekor tertinggi pada bulan April 2015. Tak hanya itu, harga minyak juga tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS)

Dilansir dari Reuters, Sabtu (2/5/2015), harga minyak mentah jenis Brent untuk pengiriman Juni turun US$ 32 sen menjadi US$ 66,46 per barel, setelah jatuh ke level US$ 65,52 per barel.

Pada perdagangan kemarin, harga minyak mencetak rekor tertinggi sepanjang 2015 di level US$ 66,93. Harga minyak Brent melonjak 21 persen sepanjang April.

Sedangkan harga minyak mentah AS yaitu West Texas Intermediate (WTI) turun US$ 48 sen menjadi US$ 59,15 per barel, setelah mencapai rekor tertinggi 2015 US$ 59,9 per barel. Harga minyak mentah berjangka AS naik 25 persen bulan lalu.

Volume perdagangan menipis karena beberapa pasar utama ditutup untuk liburan memperingati Hari Buruh Internasional atau dikenal May Day.

Merosotnya harga minyak awalnya dipicu berita bahwa ekspor minyak Irak naik pada bulan April ke rekor 3,08 juta barel per hari (bph) dari 2,98 juta bph pada bulan Maret. Hal ini memberi peringatan soal melimpahnya pasokan minyak di pasar.

Pasokan dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada bulan April naik ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun menjadi 31,04 juta baph, menurut survei Reuters.

Namun, penurunan tajam diaktivitas pengeboran shale dalam beberapa bulan terakhir di AS memberikan tanda bahwa membanjirnya pasokan minyak global bakal segea mereda.

Perusahaan jasa minyak Baker Hughes Inc (BHI.N) mengatakan aktivitas pengeboran minyak AS mengendur ditandai dengan berkurangnya 24 rig. (Ndw)