Sukses

Miris, Jadi Lumbung Energi Kaltim Masih Krisis Listrik

Ini akibat kebutuhan energi masih lebih besar ketimbang pasokan listriknya.

Liputan6.com, Samarinda - Provinsi Kalimantan Timur menjadi salah satu penghasil energi batu bara, minyak dan gas bumi di Indonesia. Namun miris, lumbung sumber energi tersebut ternyata hingga kini masih mengalami krisis pasokan listrik.

Anggota Komisi VII DPR Kurtubi mengatakan, provinsi yang dipimpin Awang Faroek Ishak ini sering mengalami kekurangan pasokan listrik. Ini akibat kebutuhan energi masih lebih besar ketimbang  pasokan listriknya.

"Salah satu provinsi kaya baik batu bara atau gas, saya berbisik dengan Pak Rektor (Universitas Mulawarman), apakah ada pemadaman listrik. Ini tragis, sangat tragis ini provinsi terkaya batu baranya," kata Kurtubi, dalam acara Pertamina Goes to Campus 2015, di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (4/5/2015).

Menurut Kurtubi, krisis listrik di lumbung energi tersebut menunjukkan, pengelolaan energi yang dilakukan Pemerintah Indonesia masih kurang baik.

Pemerintah dinilai seharusnya malu dengan kondisi yang terjadi ini karena kurang pandai mengatur tata kelola energi di Kalimantan Timur.

Kurtubi mengungkapkan, penyambungan listrik Provinsi Kalimantan Timur masih di bawah 80 persen. Artinya masih ada 20 persen masyarakat yang belum menikmati listrik.

"Di Malaysia  listrik tak hanya penerangan. Di kita rakyat kita untuk penerangan belum tersambung listrik, di kalimantan Timur elektrifikasi masih 20 persen belum tersabung," pungkasnya.

Di hadapan mahasiswa Mulawarman, PT Pertamina (Persero) mengajak kaum muda untuk peduli terhadap energi.Salah satunya dengan menggelar  acara Pertamina Goes to Campus 2015 di Universitas Mulawarman, Samarinda.

Manager External Communicatioan PT Pertamina Jekson Simanjuntak, mengungkapkan, peran generasi mudah sangat dibutuhkan untuk menjaga ketahanan energi dengan konsep pembangunan berkelanjutan.

"Untuk mencapai ketahanan energi nasional dukungan kamu muda intelektual dan akademisi sangatlah penting," kata dia.

Dia pun mengatakan, kaum muda harus berfikir dan menganalisa secara akademis untuk mencari solusi, menjaga ketahanan energi sehingga krisis energi kedepannya dapat terhindari.

"Kegiatan ini sebagai dorongan untuk berperan serta dalam menganalisa dan berfikir secara akademis," ungkapnya.

Jekson berharap melalui kegiatan Pertamina Goes to Campus 2015, generasi mudah dapat memahami betapa sengitnya tantangan menjaga ketahanan energi kedepan.

"Keterbukaan Pertamina melalui kegiatan Pertamina Goes to Campus 2015 masyarakat dapat mengenal lebih dekat tentang posisi dan kondisi Pertamina saat ini," pungkasnya.(Pew/Nrm)