Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan dari 184,6 juta penduduk usia kerja 15 tahun ke atas, sekira 128,3 juta orang diantaranya aktif dalam kegiatan ekonomi atau angkatan kerja. Dari angka itu, ada tiga sektor yang mengalami pengurangan jumlah tenaga kerja kerja.
Kepala BPS, Suryamin mengatakan, dari 128,3 juta angkatan kerja pada Februari 2015, sekira 7,45 juta orang berada dalam posisi menganggur atau belum diserap oleh pasar kerja. Sedangkan 120,85 juta orang sudah bekerja.
"Sebanyak 62,95 persen atau 76,1 juta orang mengecap pendidikan rendah, 26,16 persen atau 31,8 juta orang pendidikan menengah, dan berpendidikan tinggi 13,1 juta orang atau 10,89 persen," jelas dia di kantornya, Selasa (5/5/2015).
Dalam setahun terakhir, penduduk bekerja dengan jenjang pendidikan rendah turun dari 64,63 persen menjadi 62,95 persen. Dan penduduk yang bekerja dan mengecap pendidikan tinggi naik dari 10,14 persen menjadi 10,89 persen.
Masih dari data BPS, pekerja tidak penuh mencapai 35,68 juta orang atau 29,52 persen dan sisanya merupakan pekerja penuh 70,48 persen atau 85,17 juta orang. Antara periode Februari 2014 sampai Februari 2015, pekerja tidak penuh berkurang 1,5 juta orang dan setengah penganggur berkurang 500 ribu orang.
"Kebanyakan pekerja terserap di sektor pertanian di periode bulan kedua ini 40,12 juta orang (33,20 persen), sektor perdagangan 26,65 juta orang (22,05 persen) dan Jasa Kemasyarakatan 19,41 juta orang (16,06 persen)," jelas Suryamin.
Perkembangan setahun terakhir, dikatakan dia, jumlah penduduk yang bekerja meningkat, kecuali di sektor pertanian menyusut 710 ribu orang atau 1,74 persen, sektor transportasi, pergudangan dan komunikasi berkurang 140 ribu orang atau 2,63 persen dan sektor lainnya merosot sebanyak 200 ribu orang atau 10,63 persen. (Fik/Ndw)
Jumlah Pekerja di 3 Sektor Ini Kian Menyusut
Ada tiga sektor yang mengalami pengurangan jumlah tenaga kerja kerja. Apa saja?
Advertisement