Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2015 sebesar 4,71 persen atau lebih rendah dibanding periode sama tahun lalu 5,21 persen.
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku tidak terlalu khawatir. Pasalnya, perlambatan ekonomi tidak hanya dialami Indonesia, tapi juga negara-negara lain.
Menurut dia, perlambatan ekonomi di Indonesia akibat pengaruh eksternal yang hingga saat ini masih belum menentu. Sebagai negara eksportir komodi‎ti, harga komoditi menjadi salah stau hal yang mendasari kinerja ekonomi Indonesia mengalami tren penurunan.
Advertisement
Bambang mengaku akan terus mengambil sejumlah langkah agar target pertumbuhan ekonomi 5,7 persen hingga akhir 2015 bisa dicapai. Meski hal itu harus tetap realistis.
"‎Kita tetap berupaya yang terbaik, saya katakan tidak menyerah atau bagaimana. Kita tetap berupaya yang terbaik tapi tentunya kita juga harus realistis melihat kondisi global," kata Bambang di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Untuk mengatasi hal itu, Bambang mengaku, akan lebih mendorng percepatan pembangunan infrastruktur di dalam negeri demi mempertahankan dampak perlemahan ekonomi yang terjadi di global. Proyek infrastruktur yang dimaksud mulai dari proyek di kementerian hingga proyek di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Tidak hanya itu, upaya lain yang dilakukan peemrintah untuk dapat bertahan adalah dengan mengendalikan laju inflasi untuk bisa di bawah 5 persen hingga akhir tahun 2015.
‎"Tentunya kita akan tangani itu di sektor riil bagaimana supaya perlambatan ini supaya ga sampai menciptakan PHK," tutup Bambang. (Yas/Ndw)