Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) membuka seleksi untuk posisi Direktur Jenderal (Dirjen) Bea dan Cukai selepas ditinggalkan Agung Kuswandono. Sebanyak 26 Pegawai Negeri Sipil (PNS) telah mendaftar dalam proses seleksi tersebut.
Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Kiagus Badaruddin mengungkapkan, proses seleksi lelang jabatan Dirjen Bea Cukai sedang berjalan. Saat ini akan memasuki seleksi administrasi atas puluhan pendaftar.
"Ada 26 orang yang sudah mencalonkan diri. Tapi kan nanti kami lihat dulu prosesnya, sudah memenuhi syarat administrasi belum," ucap dia saat berbincang di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu (6/5/2015).
Katanya, pendaftar calon Dirjen Bea Cukai kebanyakan berasal dari kalangan internal (Kemenkeu), seperti Direktur di Direktorat Jenderal Bea Cukai dan sebagainya. Sedangkan dari eksternal, diakui Kiagus, ada enam orang pendaftar.
"Yang pasti semua berstatus PNS. Dari eksternal ada yang dari Kepolisian, TNI, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ada yang coba mencalonkan dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)," papar dia.
Seluruh pendaftar, sambungnya, wajib mengikuti seleksi administrasi yang akan diselenggarakan dua hari mendatang. Saat ditanyakan apakah ada calon Dirjen Bea Cukai wanita, Kiagus mengaku, tidak ada.
"Sementara ini yang mencalonkan diri laki-laki semua. Diharapkan, proses seleksi jabatan Dirjen Bea Cukai dapat tuntas awal Juni ini. Kalaupun lewat, hanya sedikit lah," tegas Kiagus.
Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo telah membentuk Panitia Seleksi (Pansel) dengan enam orang penyeleksi. Dirinya sebagai Ketua Pansel, lalu anggotanya pihak dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Sekretaris Kabinet, Inspektorat Jenderal dan Sekretaris Jenderal Kemenkeu.
Mardiasmo menyebut, ada empat tahapan seleksi yang harus dilalui calon Dirjen Bea Cukai. Pertama, seleksi administrasi. Kedua, pembuatan makalah dan assessment center.
Ketiga, seleksi wawancara dengan memasukkan unsur kesehatan, rekam jejak, uji kelayakan publik dari Badan Inteligent Negara (BIN), PPATK dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tahapan keempat, seleksi wawancara dengan Menteri Keuangan.
"Pokoknya kami uji lengkap, pendapat dari masyarakat umum melalui email kami tampung supaya punya Dirjen Bea Cukai yang bersih, kredibel dan mentransformasi Ditjen Bea Cukai, bukan saja jadi leader dan manajer, tapi punya sesuatu yang bisa mengubah," terang dia.
Paling penting, ditegaskan Mardiasmo, selain integritas, juga berani mengatakan tidak pada kepentingan politik dan pengusaha. Maklum saja, Ditjen Bea Cukai, sambungnya, mengurusi masalah penyelundupan, perdagangan, impor atau ekspor ilegal termasuk menggenjot penerimaan cukai.
"Jadi bukan hanya bea masuk dan keluar. Kami mau dapatkan orang yang betul-betul pengalaman," ujarnya.
Setelah proses akhir seleksi, dia mengaku, akan mengambil tiga orang calon untuk diserahkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Syarat peserta calon Dirjen Bea Cukai yang bisa mendaftar, terbuka untuk kalangan eksternl dan internal Kemenkeu.
"TNI-Polri bisa minimal bintang II, Direksi atau mantan Direksi BUMN yang sudah punya pengalaman 5 tahun dibidang operasional lapangan karena kita ingin Dirjen Bea Cukai punya pengalaman di lapangan. Eselon II sudah 5 tahun," jelas Mardiasmo. (Fik/Gdn)
Lelang Jabatan, 26 Calon Berebut Kursi Dirjen Bea Cukai
Wakil Menteri Keuangan, Mardiasmo telah membentuk Panitia Seleksi (Pansel) dengan enam orang penyeleksi.
Advertisement