Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil tak kaget mendengar isu perombakan kabinet atau reshuffle yang santer beredar akhir-akhir ini. Bahkan mantan Menteri BUMN tersebut tampak santai menanggapi pertanyaan soal namanya yang masuk dalam reshuffle itu.
"Saya termasuk yang disuruh reshuffle ya. Tidak ada masalah sama sekali biar Presiden yang menilai karena reshuffle adalah hak preogratif Presiden," kata Sofyan sambil terkekeh saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (8/5/2015).
Dia menganggap, menjadi seorang Menteri adalah sebuah kehormatan. Sambungnya, Menteri mengemban amanah dan tanggung jawab luar biasa untuk negara ini sehingga seorang Menteri dituntut bekerja keras.
Di samping tugas berat ini, tambah Sofyan, seorang Menteri diberi fasilitas cukup banyak dan menguntungkan, seperti mobil dinas dan tidak perlu antre saat mendatangi acara-acara penting termasuk gelaran sebuah pesta.
"Gaji memang kecil. Beruntung selama lima tahun lalu saya tidak  jadi menteri, tapi gaji saya besar sekali karena bekerja di mana-mana. Menjadi Menteri sebuah kehormatan, dan saya percaya jadi Menteri hari ini pun karena garis tangan karena saya tidak pernah berpikir jadi Menteri," papar Sofyan bercerita.
(Fik/Ndw)