Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) akhirnya memutuskan melikuidasi secara bertahap anak usahanya PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) mulai Rabu (13/5/2015).
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Dwi Soetjipto mengatakan, keputusan ini diambil setelah perusahaan plat merah tersebut melakukan pembenahan dalam tubuh Pertamina sejak awal 2015.
Baca Juga
"Hasil pengkajian keberadaan Petral dan grupnya. Setelah sejak Januari kami melakukan revitalisasi pada PT Pertamina integrated suplay chain (ISC) dan ada dampak positifnya," ujar Dwi di Kantor Kementerian BUMN, di Jakarta pada hari ini.
Advertisement
Dia menjelaskan, ada revitalisasi pada ISC membuat peranan Petral tak lagi menjadi signifikan. Hal itu membuat Pertamina melakukan likuidasi Petral.
"Tugas anak perusahaan yang tadinya diperankan oleh Petral dirasa sudah tidak lagi signifikan di Pertamina. Mulai hari ini terhitung proses likuidasi kegiatan Petral dan melikuidasi perusahaan-perusahaan dalam grupnya," lanjut dia.
Menurut Dwi, nanti kegiatan ekspor dan impor minyak akan dilakukan langsung oleh Pertamina melalui ISC. "Ekspor impor minyak, dan ekspor kilang akan dilakukan Pertamina melalui unit integrated suplay chain sambil kami melakukan perbaikan kegiatan itu sendiri. Kewajiban-kewajiban dan ikatan-ikatan akan dilakukan Pertamina. Kita akan lakukan review sesuai dengan apa yang diarahkan oleh pemegang saham," kata Dwi.
Sebelumnya Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagjo mengatakan, ada unsur mafia minyak di dalam tubuh Petral sebagai penyebab dari rencana pembubaran anak usaha Pertamina tersebut bukan hal baru. Pembubaran Petral pun tidak secara langsung akan menghilangkan mafia yang bermain di sektor migas.
"Mafia pasti selalu ada, itu bukan hanya di Petral saja. Namanya calo tiket, kalau calo tiket yang besar dihilangkan memang akan menghapus calo tiket lain? Tidak akan, masih ada calo tiket lain," ujar Agus. (Dny/Ahm)