Sukses

Produk Nike RI Diborong Para Pemain Basket AS

Pabrik-pabrik atau perusahaan yang memproduksi Nike di Indonesia menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, nilai ekspor non migas Indonesia ke Amerika Serikat (AS) mengalami peningkatan tipis 3,41 persen secara month to month menjadi US$ 1,37 miliar pada April 2015 dibanding Maret 2015. Salah satu produk unggulan Indonesia yang diserbu warga AS adalah produk olahraga merek Nike.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibobo menuturkan, pertumbuhan ekspor non migas Indonesia ke AS tidak terlalu signifikan. Pasalnya jika ditengok, nilai ekspor non migas sepanjang Januari-April 2015 mengalami penurunan 0,95 persen dari US$ 5,20 miliar di empat bulan pertama 2014 menjadi US$ 5,15 miliar.

"Ekspor non migas kita ke AS sifatnya tradisional, seperti karet, kopi, produk sepatu. Paling laris manis sepatu atau produk olahraga Nike. Kan basket sudah mewabah di sana," kata Sasmito usai Konferensi Pers Neraca Perdagangan di kantornya, Jakarta, Jumat (15/5/2015). 

Lebih jauh dia mengatakan, produk sepatu Nike Indonesia banyak dijual ke pasar AS dengan harga cukup mahal sekitar Rp 4 juta per pasang hingga Rp 5 juta per pasang. Bahkan, ada juga sepatu yang harganya lebih mahal dari kisaran tersebut. Permintaan dalam jumlah besar, katanya, datang dari para pemain-pemain basket di AS.

"Makanya kita ekspor sepatu yang ukuran 42 atau lebih, buat para pemain basket di sana. Kebutuhan sepatu olahraga basket di AS sangat tinggi," terangnya.

Sasmito menambahkan, pabrik-pabrik atau perusahaan yang memproduksi Nike di Indonesia menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. "Sementara produk Nike yang dijual di Indonesia berasal dari Vietnam," ujarnya.

Secara Keseluruhan, neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak angka surplus sebesar US$ 454,4 juta pada April 2015. Raihan tersebut berasal dari realisasi nilai ekspor yang lebih tinggi sebesar US$ 13,08 miliar dibandingkan kinerja impor di bulan keempat ini senilai US$ 12,63 miliar.

Sasmito menjelaskan, ekspor April 2015 sebesar US$ 13,08 miliar atau turun 4,04 persen dibanding Maret 2015 karena faktor perbedaan hari perdagangan. Sementara impor mengalami kenaikan 0,16 persen dari kinerja Maret lalu menjadi US$ 12,63 miliar.

‎"Jadi ada surplus US$ 454,4 juta pada neraca perdagangan April ini. Masih ada defisit migas di bulan keempat ini US$ 877,9 juta karena defisit minyak mentah US$ 339 juta, hasil minyak US$ 1,12 miliar, sedangkan gas surplus US$ 583,4 juta ," ungkap dia

Secara akumulasi sepanjang Januari-April ini, kata Sasmito, terjadi surplus US$ 2,77 miliar dengan realisasi ekspor US$ 52,14 miliar dan US$ 49,36 miliar untuk impor pada empat bulan pertama 2015. Dengan begitu, Sasmito mengakui bahwa Indonesia mempunyai tabungan devisa cukup lumayan, sehingga diharapkan devisa itu bertambah di bulan berikutnya.

Diamati lebih jauh, kinerja ekspor bulan keempat ini turun 8,46 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 14,29 miliar. ‎Harga migas terjun bebas sehingga ekspor migas anjlok 26,68 persen secara nilai menjadi US$ 1,46 miliar pada April ini. Sedangkan ekspor non migas merosot 0,17 persen menjadi US$ 11,63 miliar. (Fik/Gdn)