Sukses

Top 5 Bisnis: RI Makin Doyan Impor Ponsel Bikin Penasaran

Indonesia makin keranjingan impor mesin dan peralatan listrik terutama peralatan elektronik di antaranya ponsel.

Liputan6.com, Jakarta - Memiliki telepon seluler (ponsel) sepertinya sudah menjadi kebutuhan utama di negara ini. Terbukti nilai impor ponsel terus bertambah setiap tahunnya.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, Indonesia makin keranjingan impor mesin dan peralatan listrik terutama peralatan elektronik di antaranya ponsel pada Januari-April 2015 dibanding periode sama tahun lalu. Hal ini terjadi karena ada perang harga antar negara-negara ASEAN dalam menjual produknya.

Artikel tentang impor ponsel ini pun paling menuai perhatian pembaca Liputan6.com, Sabtu (16/5/2015).

1. Negara ASEAN Perang Harga, RI Makin Doyan Impor Ponsel

Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, Indonesia makin keranjingan impor mesin dan peralatan listrik terutama peralatan elektronik di antaranya ponsel pada Januari-April 2015 dibanding periode sama tahun lalu. Hal ini terjadi karena ada perang harga antar negara-negara ASEAN dalam menjual produknya.

Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang diikuti penurunan harga minyak dunia justru mendorong harga jual sejumlah produk dari negara ASEAN ‎semakin murah. Akhirnya terjadi persaingan atau perang harga.

2. 5 Negara dengan Upah Minimum Tertinggi di Dunia

Banyaknya aksi demonstrasi bisa menjadi pertanda upah minimum di Indonesia belum cukup menyejahterakan rakyat.

Memang kenyataannya, menurut laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), ada beberapa negara yang menawarkan upah minimun terbilang besar di dunia.

3. BBM Batal Naik, Pemerintah Tak Tanggung Kerugian Pertamina

PT Pertamina (Persero) membatalkan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Dengan pembatalan tersebut, selisih antara biaya produksi dengan harga jual ke masyarakat menjadi lebih tinggi. Pasalnya, harga minyak dunia terus mengalami kenaikan dalam satu bulan terakhir.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan, pemerintah sebagai otoritas penentu harga BBM khususnya untuk jenis solar, sesuai dengan peraturan Presiden (Perpres) 191 Tahun 2014, tidak akan menangung kerugian atau selisih antara biaya produksi dengan harga jual.

4. Harga BBM Tak Jadi Naik 15 Mei

PT Pertamina (Persero) membatalkan rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Jumat (15/5/2015). Vice President Corporate Communication Pertamina, Wianda Pusponegoro membantah bahwa sebelumnya Pertamina akan menaikkan harga BBM‎.

"‎Sampai dengan saat ini, baik pemerintah maupun Pertamina sesuai dengan kewenangannya tidak melakukan perubahan harga Solar atau Biosolar bersubsidi maupun Premium," katanya dalam keterangan Jumat (15/5/2015).

5. Kinerja Garuda Indonesia Ungguli Singapore Airlines di Awal 2015

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan kinerja positif pada awal 2015. Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Arif Wibowo mengungkapkan kinerja membanggakan tersebut menjadi yang pertama dibandingkan dengan maskapai lain yang tengah tertekan.

"Ini pertama kali Perseroan mencetak laba bersih yang positif di tengah kondisi yang low season di awal tahun," kata Arif di Kantor Pusat Garuda, Cengkareng, Tangerang, Jumat (15/5/2015).