Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Rachmat Gobel mengaku prihatin atas kondisi perekonomian dalam negeri. Itu karena sebagian besar kebutuhan dalam negeri hingga kini masih dicukupi melalui impor. Mulai dari kebutuhan pangan hingga sandang banyak dipasok dari negara lain.
Padahal, menurut Mendag, impor tidak hanya membuat ketergantungan namun akan menekan produktivitas industri kecil menengah (IKM).
"IKM kemampuan produksi berkurang. Belum lagi contoh, beras kita masih tinggi impornya, pakaian bekas berkembang. Jeroan impor. Semua saya perhatikan kok bisa," tegas dia di Jakarta, Sabtu (16/5/2015).
Padahal, kondisi tersebut dinilai tak seharusnya terjadi. Sebab Indonesia memiliki sumber daya alam dan manusia yang berkecukupan.
Rachmat menjelaskan, kondisi ini telah menjadi perhatiannya sejak menjadi anggota Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia. Maka saat ini dia berupaya menggenjot industri di dalam negeri untuk mengurangi impor.
"Ketika jadi menteri, saya manfaatkan waktu sebagai Kadin untuk mewujudkan apa yang kami buat waktu lalu. Kenapa Kemendag punya target ekspor 300 persen dalam 5 tahun. Mengejar ketertinggalan," ujarnya.
Dia pun mengimbau agar para pengusaha turut berupaya mengejar target tersebut. Itu supaya Indonesia bisa bersaing dengan negara lain ketika perdagangan bebas. "Kita harus fight, kalau berkeluh kesah tetangga kita tertawa," tandas dia.(Amd/Nrm)