Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk ternyata bukan Chief Executive Officer (CEO) pertama yang disebut sangat keras kepada karyawan terutama berkaitan dengan keluarga.
Menurut biografi terbaru Elon Musk: Tesla, SpaceX ant The Quest for a Fantastic Future yang ditulis oleh Ashlee Vance, karyawan kecewa dengan sikap Musk terhadap karyawan yang tak hadiri acara kantor untuk menghadiri kelahiran anaknya. Vance menulis kalau Musk mengirim email seperti berikut kepada karyawan:
Baca Juga
"Itu bukan alasan. Saya sangat kecewa. Anda perlu mencari tahu di mana prioritas Anda. Kami mengubah dunia dan sejarah. Dan Anda, entah melakukan atau tidak,".
Advertisement
Lalu pada Selasa 12 Mei 2015, Musk membantah account Vance tersebut:
Dalam akun twitternya @elonmusk, ia menulis kalau itu menyakitkan untuk mengklaim kalau saya mengatakan kepada seseorang kehilangan waktu untuk kelahiran anaknya hanya untuk menghadiri rapat perusahaan. Saya tidak akan pernah melakukan itu.
Meski demikian, Musk harus menghadapi masalah dengan banyak laporan lain yang dikaitkan dengan dirinya. Salah satu karyawan yang mengeluh soal jam kerja terlalu panjang. Musk pun menghadapi hal itu dengan santai.
"Saya akan memberitahu orang-orang tersebut kalau mereka akan memiliki banyak waktu bersama keluarga ketika perusahaan bangkrut," katanya.
Memang kita belum dapat mengetahui apa yang terjadi di dalam perusahaan Musk. Akan tetapi, Musk bukanlah bos pertama yang dituduh menghukum karyawan untuk memiliki kewajiban di luar kantor. Bahkan sejumlah bos itu dinilai telah meninggalkan keseimbangan kehidupan kerja.
Berikut empat bos lainnya yang memiliki label tak ramah dengan keseimbangan kehidupan kerja karyawan atau tak toleransi dengan keluarga karyawan, seperti dikutip dari laman Fortune, Minggu (17/5/2015):
- Henry Juskiewicz, CEO Gibson Guitar
Ketika seorang karyawan Gibson Guitar meminta hari libur ekstra untuk liburan Thanksgiving pada 2014, CEO Gibson Guitar Henry Juskiewicz menanggapi dengan email panjang yang dimulai dengan kata tidak. Email itu pun disalin oleh sejumlah petinggi perusahaan.
Adapun sisa email yang diterbitkan oleh Gawker.com antara lain:
"Anda tidak dapat mengambil akhir pekan panjang kecuali ada keadaan khusus. Anda adalah pemimpin, dan ini adalah hari kerja. Selama bekerja, pemimpin perlu berada di sana untuk melakukan pekerjaannya. Mengambil waktu istirahat ketika orang lain tak bisa melakukannya maka menunjukkan kurangnya tanggung jawab,".
Kemudian Juskiewicz mengadakan kepada Gawker kalau responsnya itu sebagai akibat penyalahgunaan karyawan untuk mengambil libur perusahaan.
- Marissa Mayer, CEO Yahoo
Ketika Marrisa Mayer hamil lima bulan, dan saat itu mengambil alih posisi CEO Yahoo, ada sejumlah harapan kalau ia akan lebih fleksibel mengeluarkan kebijakan bagi orang tua.
Akan tetapi, harapan itu hancur pada Februari 2013. Ia pun mengeluarkan larangan bekerja di rumah bagi karyawan. Semua karyawan diminta untuk mulai bekerja secara penuh di kantor, atau berhenti.
Kemudian Mayer mengatakan, kalau langkah yang dia ambil tepat untuk Yahoo saat itu. Alasannya untuk peningkatan kerja sama di perusahaan. Hal itu mungkin saja terjadi tetapi hal itu juga menganggu keseimbangan kehidupan kerja dan keluarga bagi sejumlah karyawan Yahoo.
Ini Bos yang Dituduh Anti Keluarga
Ini Bos yang Dituduh Anti Keluarga
- Hubert Joly, CEO Best Buy
Best Buy disebut sebagai tempat kerja fleksibel ketika Result Only Work Enviroment (ROWE) diluncurkan pada 2006. Hal itu memungkinkan karyawan bekerja kapan saja dan dari mana asalkan karyawan melakukan pekerjaannya.
Namun pada awal 2013, CEO baru Hubert Joly menarik ROWE tersebut, dan meminta karyawan untuk bekerja selama 40 jam dalam seminggu di kantor.
Karyawan pun langsung kehilangan fleksibilitasnya yang mereka terbiasa bekerja di mana saja. Joly menegaskan, kalau perubahan yang dilakukannya untuk memperbaiki penjualan.
"Seorang pemimpin harus memilih gaya tepat untuk kepemimpinan bagi setiap karyawan, dan tak satu ukuran cocok semua. Karena itu menyarankan program ROWE," tulis Joly dalam sebuah kolom yang diterbitkan di Minneapolis Star Tribune.
Dua tahun kemudian, sulit berdebat dengan hasil bisnis. Best Buy melaporkan pertumbuhan penjualan selama dua kuartal berturut-turut di Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya dalam hampir lima tahun.
- Patrick Fahey, CEO Frontier Financial Corp
Ketika John Dickson, President Everett yang merupakan basis Frontier Financial Corp menolak membatalkan liburan musim semi ke Hawaii bersama istri dan anak-anaknya, dia dipecat oleh CEO bank tersebut.
Saat itu, bank sedang dalam tekanan besar dan telah diperingatkan untuk mengamankan aset lebih atau menghadapi penjualan paksa. Dickson mengatakan, dirinya memang mendapatkan liburan, dan berkomitmen untuk dapat dihubungi lewat telepon dan email selama perjalanan.
Namun kenyataan berbeda. Ia diberhentikan perusahaan. "Ini adalah waktu sangat penting bagi bank, dan kami memiliki banyak usaha untuk mencoba meningkatkan modal. Kami memiliki staf dalam kecemasan besar seperti yang Anda bayangkan. Saya rasa, sangat kuat kalau ini bukan waktu tepat untuk dia dan saya meninggalkan perusahaan." kata CEO Frontier Financial Corp Patrick Fahey.
Namun akhirnya Frontier Financial Corp disita oleh regulator, dan dijual. (Ahm/)
Advertisement