Liputan6.com, Jakarta - Harga emas diprediksi dapat diperdagangkan lebih tinggi pekan ini dipicu nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) yang tengah melemah.
Para analis akan menelusuri berbagai data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang dirilis pekan ini, termasuk hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan lalu.
Melansir laman International Business Times, Senin (18/5/2015), sebanyak 11 dari 18 responden pada Kitco News Survey, yakin harga emas akan naik pekan ini. Sementara dua partisipan lain melihat harga emas akan bergerak melemah.
Sisanya, sebanyak lima partisipan memprediksi harga emas akan bergerak stagnan.
Data ekonomi AS yang lemah akan menghantam nilai tukar dolar dan mendorong harga emas sebagai nilai lindung investasi.
Nilai tukar dolar melemah pekan lalu lantaran data ekonomi AS yang tak terlalu baik. Nilai tukar dolar kini melemah selama lima pekan berturut-turut, penurunan dalam jangka waktu terpanjang tahun ini.
Â
Pakar strategi pasar senior Phillip Streible di RJO Futures, menilai pasar emas saat ini berada dalam kondisi menguat atau tidak sama sekali.
"Penguatan hingga US$ 1.235 per ounce seharusnya dapat menjadi pemicu untuk bergerak lebih tinggi. Tapi berbagai hambatan termasuk aksi jual dapat menekan harga emas kembali ke US$ 1.200 and then US$ 1.180 per ounce," paparnya.
Sementara itu, para ekonom di Capital Economics mengatakan, harga komoditas akan mengalami pekan yang baik. Kondisi ini akan lebih baik dibantu data ekonomi AS yang tidak terlalu positif dan nilai tukar dolar AS akan melemah lebih jauh dibandingkan mata uang lain.(Sis/Nrm)