Sukses

Malaysia Kaget RI Ikut Expo Milano Pakai Dana Swasta

Pemerintah Indonesia tak menganggarkan dana Expo Milano untuk bangun kemandirian swasta.

Liputan6.com, Jakarta - Dua pekan sudah paviliun Indonesia berdiri kokoh di World Expo Milano 2015. Meski sempat terhadang berbagai masalah hingga dikaitkan dengan Almarhum Didi Petet sebagai penanggungjawab, namun keikutsertaan Indonesia dalam ajang ini justru mendulang sukses dan dikagumi Malaysia.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag, Nuz Nuzulia Ishak mengungkapkan, penyelenggaraan paviliun Indonesia Expo Milano yang murni diinisiasi dan didanai pihak swasta mendapat pujian dari Malaysia.

"Ini pertama kali Expo Milano untuk paviliun Indonesia yang mengorganisasi dan dibiayai swasta. Malaysia sangat surprise, bahkan ingin ditiru Malaysia," ucap dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Selasa (19/5/2015).

Lebih jauh Nuz menjelaskan, selama ini dalam peran sertanya di Expo Milano, Malaysia selalu disokong dana dari pemerintah. Untuk tahun ini, dia menambahkan, kebutuhan pembangunan paviliun Malaysia dalam pameran tersebut ditaksir Rp 150 miliar.

Sementara Indonesia diperkirakan membutuhkan anggaran Rp 80 miliar dan murni dari pihak swasta.

"Malaysia itu selalu di support pemerintahnya dan untuk tahun ini senilai Rp 150 miliar. Sedangkan pemerintah Indonesia tidak menganggarkan buat Expo Milano ini karena ingin membangun kemandirian swasta dalam membangun (paviliun Indonesia)," terang dia.

Ia menuturkan, saat itu pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak menganggarkan dana dalam Expo Milano karena sejak awal Indonesia tidak akan ikut partisipasi di ajang itu.

Namun sambung Nuz, Mari Elka Pangestu yang saat itu menjabat Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mendukung Almarhum Didi Petet untuk menyelenggarakannya.

"Jadi itu (Didi Petet) diusulkan oleh Ibu Mari, bukan kami, dia yang endorse," tegasnya.    

Dari catatan Nuz, pada H+2 penyelenggaraan pameran jumlah pengunjung  sekira 1.600 orang, lalu merangkak naik pada 9 Mei menjadi 6.240 orang. Data terakhir per 16 Mei 2015, jumlah pengunjung membludak menjadi 12.862 orang.

"Itu karena kita display produk kerajinan tangan asli Indonesia, mengundang pelatih Inter Milan, makan-makanan asal Indonesia. Paviliun kita sangat terkenal di sana," ujar Nuz.  

Yang paling membetot perhatian pengunjung, sambung dia, adalah Oculus. Sejenis alat yang bisa mengantarkan pengunjung melihat keindangan pemandangan Indonesia seperti tampak sungguhan berada di Tanah Air. Programmer-nya berasal dari Indonesia.(Fik/Ahm)

Video Terkini