Sukses

BI Rate Tetap, Rupiah Masih Loyo

Meski sempat menguat sesaat setelah BI mempertahankan suku bunga, nilai tukar rupiah kembali melemah pada perdagangan hari ini.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menunjukkan komitmennya untuk membantu meningkatkan laju perekonomian dengan keputusan mempertahankan BI Rate di level 7,5 persen. Namun komitmen BI tersebut tak mampu membuat nilai tukar rupiah perkasa.

Memang, sesaat setelah pengumuman BI Rate pada Selasa (19/5/2015) kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar sempat menguat. Namun pada perdagangan Rabu (20/5/2015) ini, rupiah kembali melemah.

Data valuta asing Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,52 persen ke level 13.166 per dolar AS. Sebelumnya nilai tukar rupiah sempat menyentuh level 13.188 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:32 waktu Jakarta. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih tertekan dan berkutat di kisaran 13.145 per dolar AS hingga 13.188 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah menguat tipis ke level 13.169 per dolar AS. Sebelumnya kembali melemah hingga ke level 13.183 per dolar AS.

"Pelonggaran moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia dapat menjadi counterproductive mengingat kebijakan ini dapat menyebabkan rupiah melemah dan mengurangi daya beli domestik," ujar Ekonom PT Bank Central Asia (BCA), David Sumual.

Dia menjelaskan, penyesuaian beberapa kebijakan lain seperti meringankan pembatasan pijaman dapat menjadi langkah tepat guna menopang pertumbuhan ekonomi saat ini.

Sepanjang tahun ini, nilai tukar rupiah telah merosot hingga lima persen terhadap dolar AS. Rupiah menjadi salah satu mata uang dengan kinerja terburuk di Asia sepanjang tahun hingga saat ini.

Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang digelar pada 19 Mei 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate di level 7,50 persen. Dalam rapat yang sama, Dewan Gubernur juga memutuskan untuk menahan suku bunga Deposit Facility di level 5,50 persen dan Lending Facility pada level 8 persen.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menjelaskan, keputusan yang diambil oleh BI sejalan dengan upaya untuk mencapai sasaran inflasi di kisaran 4 persen pada 2015 dan 2016.

"Hasil RDG pada tanggal 19 Mei 2015 memutuskan untuk mempertahankan BI rate pada level 7,5 persen dengan menahan suku bunga Deposit Facility 5,5 persen dan Lending Facility pada level 8 persen," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo di Gedung BI, Jakarta, Selasa (19/5/2015).

BI akan terus mewaspadai risiko eksternal dan domestik serta secara konsisten memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial, termasuk memperkuat langkah-langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah, guna menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. (Sis/Gdn)