Sukses

Sudirman Said: Masa Lalu Sektor Migas Akrab dengan Korupsi

Pemerintah saat ini sedang mencoba untuk mengelola sumber migas tersebut sehingga bisa bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan bahwa masa lalu industri minyak dan gas (migas) di Indonesia kuat budaya korupsi. Untuk membenahinya, memerlukan sosok pemimpin yang lurus dan kuat.

Sudirman menjelaskan, sumber energi terutama dari sektor migas di Indonesia cukup melimpah pada masa lalu oleh karena itu meskipun tak dikelola dengan baik maka tidak akan terasa dampaknya. Berbeda, kondisi saat ini sumber migas di Indonesia sangat terbatas. Oleh karena itu memerlukan pengelolaan yang baik.

Pemerintah saat ini sedang mencoba untuk mengelola sumber migas tersebut sehingga bisa bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan membersihkan praktik korupsi.

"Disadari Indonesia dulu produsen migas besar, termasuk dakam kelompok eksportir. Selalu surplus karena konsumsi tak sebesar produksi. Nah sekarang karena terbatas maka regulasi mengelola sampai perilaku regulator harus berbenah," kata Sudirman dalam acara The 39Th IPA Convention & Exhibition, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu (20/5/2015).

Sudirman menambahkan, pemerintah harus melakukan perubahan tata kelola migas sehingga tidak terjadi kebocoran-kebocoran. "Tidak lagi menggunakan asumsi masa lalu. Kitsa sudah memasuki masa sulit. Apa yang dilakukan pemerintah saat ini adalah melakukan langkah penataan. Kepemimpinan sangat penting, engineer kita luar biasa, tapi jika leadership-nya tak menunjukkan ketulusan maka jadi masalah," tuturnya.

Menurut Sudirman, pemerintah sangat serius melakukan perubahan. Keseriusan tersebut untuk menghapus kesan bahwa sektor migas sangat akrab dengan praktik korupsi. Pasalnya, masa lalu sektor tersebut sangat akrab dengan praktik korupsi.

"Untuk itu kami tata sedemikian rupa, begitu pun di industri berkaitan dengan migas ini membangun nuansa serius dengan. Sektor ini kuat diliputi budaya korupsi. Jadi tak perlu malu," jelasnya.

Salah satu langkah pembenahan tersebut seperti yang dilakukan oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kerja Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dengan memanggil 15 kontraktor kontrak kerjasama (KKKS) yang tidak patuh. "SKK Migas manggil 15 KKKS yang tak lapor. Tapi dipanggil tak datang jadi kami iklankan di media massa," katanya.

Sudirman menambahkan, Ketegasan pejabat SKK Migas saat ini untuk menindak KKKS yang tak patuh pada regulator tidak dilakukan pada pemerintah di masa lalu. Ia pun mengingatkan kepada semua pihak agar tidak marah dengan sindiran tersebut "Ini jangan marah ya. Jadi memang tidak dilakukan di masa lalu," ungkapnya.

Sudirman Said yakin, ketegasan regulator dalam menindak KKKS yang tak patuh ini mendapat dukungan dari KKKS yang bekerja dengan baik, sesuai aturan yang berlaku. "Jadi yang perform menyambut baik, keputusan ke depan harus diwarnai pertimbangan nasional," pungkasnya. (Pew/Gdn)