Liputan6.com, New York - Pernyataan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) Janet Yellen dan data inflasi konsumen menjamin adanya pergerakan pasar yang kuat di akhir pekan ini. Chief Financial Economist Bank of Tokyo-Mitsubishi Chris Rupke mengatakan, para pelaku pasar dapat merasakan bagaimana kegiatan pasar ditutup di akhir pekan.
Menurutnya, para pelaku pasar seperti bergerak berlawanan arah dengan momentum yang ada.
"Yellen selalu penting, khususnya setelah berbagai headline muncul di surat kabar, mengatakan kenaikan suku bunga tak akan terjadi pada Juni. Kabar yang sangat kuat menggerakan pasar," tutur Rupke seperti dilansir dari laman CNBC, Jumat (22/5/2015).
Advertisement
Volume perdagangan diperkirakan akan melesu pada akhir pekan ini. Tapi para pelaku pasar akan sangat menantikan pidato Yellen hari ini yang akan disampaikan pada Greater Providence Chamber of Commerce.
Indeks harga konsumen yang akan dirilis pada pukul 8:30 waktu setempat, diharapkan menunjukkan kenaikan 0,1 persen atau 0,2 persen, tanpa sektor makanan atau energi.
Jika indeks daya beli konsumen sesuai prediksi, maka tingkat inflasi AS akan berada di level 0,2 persen selama empat bulan berturut-turut, di luar makanan dan energi.
"Saya tak begitu yakin dengan kenaikkan suku bunga dalam waktu dekat dan ke depan tingkat suku bunga akan naik ke level lebih tinggi. Saya agak ragu dengan angka yang akan dirilis besok, mungkin 0,1 persen," katanya.
Indeks daya beli konsumen sangat penting mengingat ini akan menunjukkan tingkat inflasi akan tinggi atau rendah. Sementara The Fed menanti data inflasi sebagai tanda kapan pihaknya akan menaikkan suku bunga AS.
"Mereka tampak ingin meyakinkan diri dengan tingkat inflasi saat ini. Mereka harus merasa yakin tingkat inflasi mampu mencapai 2 persen," tandasnya.
Rupkey mengatakan, Yellen kemungkinan memberikan pernyataan tentang data tenaga kerja atau tingkat pengangguran mengingat Rhode Island merupakan salah satu kawasan dengan tingkat pengangguran tertinggi di AS. (Sis/Ndw)