Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari Wall Street Journal, Sabtu (23/5/2015), harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun US$ 1,07 atau 1,7 persen menjadi US$ US$ 59,65 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak jenis Brent, patokan minyak global, turun US$ 1,17 atau 1,8 persen menjadi US$ 65,37 per barel di ICE Futures Europe.
Dalam beberapa pekan terakhir, fluktuasi harga minyak sangat ditentukan pergerakan dolar AS. Sejumlah analis menghubungkan hampir semua penguatan harga minyak akibat melemahnya dolar AS.
Pasar minyak mentah global masih kelebihan pasokan, dan beberapa analis memperingatkan reli itu tidak berkelanjutan dan harga minyak bakal merosot dari level saat ini hingga akhir tahun ini.
Dolar AS menguat setelah Departemen Tenaga Kerja mengatakan harga konsumen AS naik untuk bulan ketiga berturut-turut pada bulan April. WSJ Dollar Index, yang melacak pergerakan dolar AS terhadap mata uang utama lainnya, baru-baru ini naik 0,6 persen.
Penguatan dolar AS membuat minyak, yang dihargakan dalam dolar, lebih mahal untuk pembeli asing.
Selain itu, rilis data jumlah rig pengeboran minyak di AS menunjukkan penurunan hanya satu rig selama seminggu terakhir. Ini merupakan penurunan jumlah terkecil dalam 24 minggu terakhir.
Saat ini jumlah rig sudah berkurang 59 persen dari level puncak 1.609 rig pada Oktober. Namun perusahaan minyak mengharapkan untuk menambah rig dalam beberapa bulan mendatang jika harga mulai stabil. (Ndw)
Harga Minyak Anjlok Gara-gara Dolar AS Perkasa
Dalam beberapa pekan terakhir, fluktuasi harga minyak sangat ditentukan pergerakan dolar AS.
Advertisement