Liputan6.com, Jakarta - Harga emas cenderung mendatar pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) di tengah peningkatan angka inflasi Amerika Serikat (AS) dan pernyataan Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen.
Dilansir dari Wall Street Journal, Sabtu (23/5/2015), kontrak harga emas untuk pengiriman Juni ditutup lebih murah US$ 10 sen menjadi US$ 1.204 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.
Harga emas kian turun setelah rilis harga konsumen AS serta kenaikan angka inflasi sekitar 0,1 persen pada April dibanding sebelumnya ditopang kenaikan biaya hidup termasuk makanan dan bahan bakar naik.
Ekonom yang disurvei Wall Street Journal memperkirakan harga secara keseluruhan meningkat 0,1 persen dan harga inti naik 0,2 persen.
Sementara tanda-tanda inflasi yang lebih tinggi cenderung meningkatkan permintaan emas sebagai pelindung nilai, banyak pedagang emas khawatir bahwa level harga konsumen, yang sejauh ini masih tertinggal di belakang target The Fed yaitu sebesar 2 persen, membuka jalan bagi The Fed untuk menaikkan suku bunga.
Yellen mengharapkan untuk menaikkan suku bunga tahun ini jika proyeksi ekonomi sesuai prediksinya. Hal ini akan dilanjutkan dengan kenaikan suku bunga acuan secara bertahap.
Suku bunga yang lebih tinggi akan melemahkan harga emas mengingat para investor akan lebih memilih aset yang memberikan bunga dibandingkan logam mulia tersebut. (Ndw/Igw)
Baca Juga
Indeks harga konsumen inti naik 0,3 persen, kenaikan terbesar sejak Januari 2013.
Advertisement