Liputan6.com, Jakarta - Kasus beras plastik yang ditemukan di Bekasi memunculkan polemik besar dalam sepekan terakhir. Namun Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) memandang positif penemuan beras sintetis ini sebagai suatu hikmah untuk membenahi tata niaga beras di Tanah Air.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) APPSI, Ngadiran mengaku tidak menafikkan penemuan beras plastik oleh Dewi Septiana, Warga Mutiara Gading, Bekasi, Jawa Barat. Segala persaingan dapat ditempuh dengan cara halal maupun praktik kotor.
"Tapi ini adalah hikmah buat bangsa ini, enggak usah saling menyalahkan. Kasus beras plastik menyadarkan atau membangunkan pejabat yang selama ini tidur atau agak pingsan. Yang enggak suka sidak, jadi sidak," tegas dia saat menjadi pembicara di Talkshow Akhir Pekan Kejahatan Beras Sintetis, Jakarta, Sabtu (23/5/2015).
Ngadiran mengaku, pedagang pasar tradisional dirugikan atas pemberitaan tersebut. Pasalnya dia beralasan, tidak semua pedagang pasar tradisional menjual beras palsu. Rakyat pun, sambungnya, menjadi korban di tengah kondisi yang saat ini sedang sulit.
"Rakyat lagi susah, janganlah ditambah susah. Kami memang dirugikan, karena melayani pembeli jadi lama karena mereka bertanya terus soal beras plastik. Tapi keuntungannya dari yang enggak biasa ngobrol jadi ngobrol," paparnya.
Dengan kejadian ini, diharapkan Ngadiran, tidak menimbulkan dampak besar bagi pedagang, khususnya di pasar tradisional meski penjualan sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan sejak terungkapkan beras sintetis.
"Jangan sampai pasar tradisional yang sudah kumuh, jorok, semakin ditinggalkan pembeli. Kita tetap harus budayakan ke pasar tradisional, karena enggak semua pedagang nakal," tegas Ngadiran. (Fik/Ndw)
Ini Hikmah di Balik Kasus Beras Plastik
Kasus beras plastik yang ditemukan di Bekasi memunculkan polemik besar dalam sepekan terakhir.
Advertisement