Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, dalam kondisi perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional seperti saat ini, usaha yang tepat untuk dilakukan pemerintah adalah meningkatkan investasi di bidang infrastruktur bagi wilayah Indonesia Timur.
Bambang menjelaskan, ekonomi Indonesia Timur masih memiliki potensi untuk tumbuh tinggi di tengah kondisi ekonomi yang sedang mengalami perlambatan. Oleh sebab itu, perlu didorong dengan pembangunan infrastruktur.
"Jadi kalau lihat di Indonesia Timur sebenarnya masih punya peluang, dia punya kemampuan untuk tumbuh," kata Bambang, di sela acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dan Trade Invesement Forum, di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (25/5/2015).
Oleh karena itu, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Timur, perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur seperti pengembangan bandar udara, pelabuhan dan juga jalan darat. Banyak potensi yang bisa dikembangkan di wilayah Timur seperti pariwisata, pangan dan juga beberapa lainnnya.
Sektor-sektor tersebut bisa dikembangkan di saat sektor komoditas sedang mengalami penurunan karena anjloknya harga minyak dunia dari level US$ 100 per barel menjadi di kisaran US$ 60 per barel.
Bambang melanjutkan, pembangunan infrastruktur mendapat dukungan dari program dana desa. Pada tahun ini dana desa yang digelontorkan dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp 20,7 triliun untuk 74 ribu desa.
Dana desa tersebut bisa dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur, selain itu dengan membangun infrastruktur akan menimbulkan bergai dampak positif yaitu menciptakan lapangan kerja dan memikat investasi dari luar. " Dana desa jumlahnya lumayan untuk gerakan ekonomi desa Rp 20,7 triliun dari APBN, kemudian kami bagi 90 persen bagi rata 74 ribu desa," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan bahwa wilayah Indonesia Timur memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan pangan. Ia mencontohkan Desa Wapeko, Merauke, menyimpan kekayaan alam luar biasa meski jarak harus ditempuh dua jam melalui jalur darat. Ada hamparan tanah datar yang sangat luas 4,6 juta hektare (ha) di desa tersebut.
"Ini sudah diidentifikasi 1,2 juta ha yang bisa dipakai untuk menanam padi, jagung dan tebu atau gula. Kalau semuanya 4,6 juta dikerjakan, dan sudah ada 5.000 ha dicoba hasilnya, ternyata setiap satu ha bisa menghasilkan 8 ton padi," terang dia.
Jokowi menghitung, apabila 8 ton padi ini dikalikan 4,6 juta ha, maka hasil panen bisa mencapai 37 juta ton per sekali panen. Sedangkan dua kali panen, bisa mengumpulkan 74 juta ton padi dan tiga kali panen sebanyak 112 juta ton. "Itu hanya dari satu kabupaten. Padahal produksi nasional kita 60 sampai 70 juta ton padi," papar dia. (Pew/Gdn)
Pembangunan Infrastruktur Wilayah Timur Bisa Dorong Ekonomi RI
Pembangunan infrastruktur mendapat dukungan dari program dana desa.
Advertisement