Sukses

Pengusaha: Ada Panen, Izin Impor Bawang Merah Tak Direalisasikan

Wilayah Bantul mengalami gagal panen karena banjir membuat harga bawang merah bergejolak.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) seperti kecolongan dengan bawang merah impor yang membanjiri pasar di Indonesia. Apalagi harga bawang merah kini sedang bergejolak.

Wakil Ketua Asosiasi Perbenihan Bawang Merah Indonesia (APBMI), Akat mengatakan sebenarnya, importir memang pernah mengajukan izin impor bawang merah pada 2015. Namun izin tersebut tidak mendapat persetujuan dari Kemendag.

"Kalau bawang memang dari importir mengajukan 6.000 ton, tapi sepertinya itu tidak direalisasikan karena dengan pertimbangan wilayah kita secara estafet akan ada panen," ujar Akat saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (26/5/2015).

Namun demikian, dirinya tidak mengetahui jika ada inisiatif dari pemerintah dan importir untuk melakukan impor. Lantaran harga bawang merah di pasaran memang sedang tinggi.

"Hanya saja harga saat ini sedang bergejolak cenderung agak tinggi, karena wilayah Bantul mengalami kegagalan karena banjir, itu berpengaruh," lanjutnya.

Dia menjelaskan, kebutuhan bawang merah di dalam negeri berkisar antara 900 ribu-1 juta ton per tahun. Sebenarnya dari produksi nasional pun cukup untuk menutupi kebutuhan ini. Namun memang diakui ada periode tertentu kalau permintaan tinggi namun produksi tengah menurun.

"Hanya ada jenjang waktu kita butuh tapi belum siap dipanen, itu yang terjadi. Contoh sebenarnya Agustus kita over produksi, tapi saat kita butuh banyak tapi kita tidak berproduksi maksimal itu pada Februari-Maret," kata dia.

Oleh sebab itu, pemerintah harus turun tangan untuk mengatasi hal ini sehingga bawang nasional terus berproduksi secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri.

"Tinggal pemerintah bagaimana mensiasati agar petani punya kualitas baik per bulan secara berkelanjutan ada, tinggal pengaturan saja sebenarnya," tandasnya.

Sebelumnya Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Srie Agustina mengatakan, pihaknya belum mengetahui produk bawang merah impor yang sudah mulai membanjiri tersebut. "Saya mesti cek dulu benar atau tidak bawang merah itu impor," kata Srie.

Ia mengatakan, saat ini Kemendag belum mengeluarkan surat rekomendasi impor untuk bawang merah ke Indonesia. Namun jika benar ada peredaran bawang merah impor di pasar, Kemendag akan berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian (Kementan).

"Belum rekomendasi impor. Kalau memang benar ada, kami akan koordinasikan dulu dengan Kementan," kata Srie.

Srie mengakui, Indonesia memang memasok benih bawang merah dari negara lain. Sehingga dia menyangsikan bahwa produk bawang merah yang dijual di pasar benar-benar impor. "Seperti di Brebes, petani menanam benih bawang merah dari Filipina, lalu diekspor, jadi kita mengekspor. Belum tentu itu barang impor," tegas dia.

Seperti diketahui, bawang merah impor sudah membanjiri Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Kios-kios besar yang ada di pasar tersebut mengambil bawang merah dari beberapa sumber yaitu dari Brebes dan beberapa lainnya merupakan impor. Menurut pengakuan para pedagang, bawang merah impor berasal dari Vietnam, Thailand, India, hingga Burma. (Dny/Ahm)