Liputan6.com, New York - Jatuhnya harga minyak global tak hanya berdampak cukup dalam pada perekonomian global tapi juga pada sejumlah miliarder terkayadi Rusia. Pasalnya, sebagian besar miliarder Rusia mendapatkan kekayaan dari komoditas tersebut.
Melansir laman CNBC, Kamis (28/5/2015), menurut laporan Wealth-X dan UBS Billionaire Cencus, total kekayaan 114 miliarder Rusia di indeks tersebut telah secara signifikan terkena dampak dari turunnya pendapatan untuk komoditas minyak. Nilai kepemilikan sahamnya di perusahaan yang berkaitan dengan minyak juga turun.
Baca Juga
Bersamaan dengan itu, sejumlah sanksi internasional yang dijatuhkan pada Rusia akibat infansinya ke Ukraina juga telah meruntuhkan nilai tukar ruble terhadap dolar AS. Dan seluruh kondisi tersebut berkontribusi pada merosotnya pertumbuhan ekonomi AS dan mengarah pada resesi ekonomi tahun ini.
Advertisement
Dia antara kalangan miliarder yang terkena hantaman paling parah dari jatuhnya harga minyak adalah Alisher Usmanov. Dia merupakan sebagian besar pemegang saham di perusahaan pertambangan, Metalloinvest dan pernah menjadi orang terkaya di Rusia.
"Usmanov kehilangan US$ 4,5 miliar antara Maret 2014 dan Desember 2014 yang merepresentasikan hampir 25 persen total kekayaannya," kata Director of Research of Americas di Wealth-X, Max Schneider.
Korban-korban lain yang terkena hantaman jatuhnya harga minyak termasuk Mikhail Fridman, CEO perusahaan investasi Alfa Group, yang kehilangan harta hingga US$ 2,7 miliar atau setara 18 persen dari total kekayaannya pada periode yang sama.
"Selain itu, para miliarder di Rusia yang kekayaannya terkena hantaman minyak adalah CEO perusahaan gas Novatek, Leonid Mikhelson yang kehilangan US$ 7 miliar atau di atas 40 persen dari total kekayaannya," kata Schneider.
Miliarder-miliarder lain lain yang juga terkena hantaman harga minyak adalah CEO Novolipetsk Steel Vladimir Lisin, dan pemilik ritel makanan Magnit, Sergel Galitsky. (Sis/Ndw)
2240909