Sukses

FIFA Terjerat Skandal Korupsi, Sponsor Panik

Beberapa perusahaan yang menjadi sponsor terbesar FIFA mulai mencemaskan skandal korupsi yang kini tengah mendera FIFA

Liputan6.com, New York - Organisasi sepakbola dunia Federation Internationale de Football Association (FIFA) tengah menghadapi persoalan besar setelah skandal korupsi, suap dan pemerasan di lembaga internasional tersebut terkuak baru-baru ini. Akibatnya, beberapa perusahaan yang menjadi sponsor terbesar FIFA mulai merasa khawatir dengan kasus skandal korupsi yang menggerogoti asosiasi tersebut.

Melansir laman CNN Money, Kamis (28/5/2015), Visa melayangkan pernyataan keras pada FIFA untuk segera mengambil langkah-langkah guna membersihkan seluruh tindakannya.

"Penting bagi FIFA untuk segera melakukan sejumlah perubahan saat ini. Jika FIFA gagal melakukannya, kami akan melakukan peninjauan kembali terhadap sponsorship kami di organisasi tersebut," tegas pihak Visa dalam salah satu keterangan tertulisnya.

Sebelum itu, sponsor besar FIFA lain, Coca-Cola mengatakan, kontroversi yang terjadi belakangan ini telah mengikis misi dan idealnya FIFA World Coup. Coca-Cola telah berulang kami mengungkapkan kekhawatirannya terhadap sejumlah tuduhan serius yang kini menghujam FIFA.

Department of Justice Amerika Serikat telah menangkap 14 orang anggota FIFA termasuk para petinggi sepakbola senior dalam upaya penyelidikan kasus korupsi yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Investigasi tersebut akan terus berlanjut dan Swiss kini tengah melakukan penyelidikan sendiri.

McDonald's yang juga merupakan sponsor FIFA mengatakan, perusahaan tersebut menganggap kasus ini sebagai pelanggaran etika dan memandang korupsi di FIFA sebagai persoalan yang sangat serius. Saat ini, McDonald's secara aktif melakukan kontak dengan FIFA dan mengawasi situasi tersebut dengan ketat.

Sementara itu, Adidas meminta FIFA untuk meningkatkan standar operasionalnya.

"Adidas Group berkomitmen secara utuh untuk menciptakan budaya kerja yang dapat meningkatkan standar etika setinggi-tingginya, dan kami mengharapkan hal serupa dari seluruh rekan kami," ungkap manajemen perusahaan.

Adidas mengungkapkan, pihaknya akan mendorong FIFA untuk menunjukkan standar operasi yang transparan dalam berbagai kegiatannya.

Adidas dan Visa membayar rata-rata US$ 32 juta per tahun untuk kesepakatan kerjasamanya dengan FIFA. Sementara Coca-Cola dan McDonald's masing-masing membayar sekitar US$ 19 juta.

FIFA diprediksi mengantongi total dana US$ 1,6 miliar dari berbagai perusahaan besar yang menjadi sponsor selama empat tahun antara 2011-2014. (Sis/Ndw)