Liputan6.com, Jakarta - Harga emas bergerak sedikit menguat dibandingkan akhir pekan lalu. Harga bahkan sempat menguat ke area US$ 1.197 per ounce pada awal pembukaan pagi ini.
Data produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat (AS) kuartal I 2015 yang menunjukkan pelambatan ekonomi AS kemungkinan menjadi penopang kenaikan harga emas di awal pekan ini.
Baca Juga
"Selain itu, kekhawatiran terhadap negosiasi dana talangan (bailout) Yunani yang belum menemukan kesepakatan juga menopang harga emas," terang Head Research and Analyst PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra dalam ulasannya, Senin (1/6/2015).
Advertisement
Harga emas kini bergerak di kisaran US$ 1.191 per ounce. Harga masih berpeluang menguat selama bergerak di atas support US$ 1.188 per ounce dengan potensi ke area level tertinggi hari ini US$ 1.197-US$ 1.200 per ounce.
Sementara penembusan ke bawah kisaran support US$ 1.188 akan berpotensi mendorong pelemahan US$ 1.185-US$ 1.183 per ounce.
"Data yang berpotensi menjadi market mover hari ini adalah data PMI Manufaktur negara-negara Zona Euro dan AS," tuturnya.
Sementara Vice President RBC Wealth Management George Gero, juga sepakat harga emas akan naik pekan ini mengingat isu suku bunga telah membuat harganya melompat akhir pekan lalu.
Menurutnya, peningkatan pendapatan pada rilis data tenaga kerja AS akan membuat harga emas bergerak positif karena dianggap dapat memicu inflasi
"Harga emas sudah stabil dan berada di antara US$ 1.170 dan US$ 1.230 per ounce dan akan kembali menguat jika data tenaga kerja AS melemah," tandasnya. (Ndw/Igw)
Â