Sukses

CEO Malaysia Airlines: Secara Teknis, Kami Sudah Bangkrut

Menurut Mueller, banyak tekanan yang membuat kinerja perusahaan menurun pada tahun lalu.

Liputan6.com, New York - Chief Executive Officer Malaysia Airlines, Christoph Mueller menyatakan bahwa secara teknis, perusahaan yang baru saja dipimpinnya tersebut tengah berada di ambang kebangkrutan. Oleh sebab itu, manajemen akan menjalankan strategi restrukturisasi yang bagi beberapa orang tidak menyenangkan.

"Secara teknis kami telah bangkrut, terjadi penurunan kinerja perusahaan sejak peristiwa tragis di 2014 lalu," jelas Mueller seperti dikutip dari CNBC, Senin (1/6/2015).

Menurut Mueller, banyak tekanan yang membuat kinerja perusahaan menurun pada tahun lalu. Tekanan pertama adalah dampak dari persaingan industri penerbangan yang semakin ketat. Hal tersebut membuat perusahaan sulit mendapat keuntungan besar karena harus berlomba-lomba memberikan tarif yang menarik perhatian konsumen.

tekanan kedua tragedi dua pesawat dalam bencana yang terpisah. Pertama hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370. Sudah setahun berlalu, namun kapal terbang yang mengangkut 239 orang itu belum juga ditemukan. Kedua adalah insiden jatuhnya Malaysia Airlines MH17 yang diduga ditembak jatuh di atas Ukraina.

Karena berbagai tragedi tersebut, Malaysia Airlines harus mengambil langkah yang sangat drastis yaitu dengan restrukturisasi dengan memangkas sepertiga karyawan. 

Sebenarnya jauh sebelum kehilangan dua pesawat tersebut, Malaysia Airlines telah mengalami kesulitan finansial cukup parah. Perusahaan tercatat tidak mendapatkan untung sejak 2008 dan dalam tiga tahun hingga 2013, kerugian maskapai mencapai US$ 1,3 miliar.

Dalam penampilan pertamanya di publik sejak mendapat tugas dari pemegang saham Malaysia Airlines yaitu Khazanah, Muellers akan memimpin sendiri restrukturisasi tersebut. Ia akan merumahkan 6.000 karyawan sehingga jumlah karyawan yang bekerja di Malaysia Airlines menjadi 14.000 karyawan. (Gdn/Igw)