Liputan6.com, New York - Harga minyak dunia berjangka masih berada di kisaran US$ 60 per barel meski masih ditandai penurunan dalam tiga sesi perdagangan seiring perkiraan hasil produksi minyak Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang menguat pada Mei.
Di divisi New York Mercantile Exchange, harga minyak pengiriman Juli turun 10 sen (0,2 persen) menjadi US$ 60,20 per barel. Sedangkan harga minyak Brent untuk pengiriman Juli melemah 68 sen (1 persen) menjadi US$ 64,88 per barel.
Baca Juga
Pasokan minyak dari negara OPEC masih mempengaruhi sentimen harga minyak dunia. Menurut survei Reuters, produksi minyak OPEC berada di kisaran 31,2 juta barel per hari. Anggota OPEC pun tidak mengharapkan ada perubahan produksi minyak mereka.
Advertisement
Selain itu, tekanan lain berasal dari data ekonomi China terutama aktivitas manufakturnya lebih kecil dari yang diharapkan telah membuat prospek permintaan tumpul. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) sekitar 0,5 persen juga menekan harga komoditas.
"Tidak ada harapan OPEC akan memangkas produksinya. OPEC menyatakan suka menjaga hasil produksi 30 juta barel per hari. Bukti ini menunjukkan kalau pertumbuhan lebih besar untuk pasokan di luar AS," kata Richard Hastings, seperti dikutip dari laman Market Watch, Selasa (2/6/2015).
Sementara itu, Colin Cieszynski, Kepala Riset CMC Market menyatakan, saat ini belum ada sentimen kuat untuk mendorong kembali harga minyak reli. Harga minyak bisa kembali aktif pada pertemuan OPEC Jumat pekan ini. Negara OPEC diharapkan menjaga tingkat produksi yang sama. Harga minyak telah naik 1,1 persen sepanjang Mei 2015. Hal itu ditopang dari sentimen penurunan pasokan minyak mentah AS. (Ahm/)