Sukses

Cara Pengusaha Bantu Pemerintah Jaga Pasokan Pangan Saat Ramadan

Kapasitas bahan makanan yang besar tentu membutuhkan moda transportasi sebagai angkutan distribusinya.

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Ramadan, pemerintah berkomitmen untuk menjaga pasokan bahan pangan demi menanggulangi lonjakan harga yang berlebihan. Untuk membantu komitmen pemerintah tersebut, para pengusaha yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) telah menyiapkan beberapa program.

Ketua Badan Otonom Bidang Bisnis, Investasi dan UKM Badan Pengurus Pusat (BPP) HIPMI, Hardini Puspasari menuturkan, menjaga kestabilan harga bukan hanya menjadi tugas pemerintah namun juga para pengusaha. Oleh sebab itu HIPMI telah menyiapkan langkah antisipasi.

"Pertama, HIPMI akan berperan besar dalam menjaga stabilitas harga komoditas bahan makanan Indonesia," kata Hardini, Kamis (4/6/2015). Pada bagian ini, kata dia, pihaknya akan mendorong setiap pengurus HIPMI daerah untuk mengembangkan lini bisnis anggotanya pada sektor bahan makanan.

Diharapkan, dalam waktu 3 bulan ke depan dapat mendukung ketercukupan pasokan bahan makanan di daerah bahkan nasional. Diantaranya, kata dia, beras, cabai, ikan, telur ayam ras, dan ayam ras.

“Rasanya tidak masuk akal kalau harga cabai bisa mendongkrak inflasi Mei 2015 seperti laporan Badan Pusat Statistik (BPS). Padahal cabai bisa tumbuh di banyak daerah Indonesia. Tapi intinya, HIPMI akan mendorong anggota untuk mengembangkan komoditas bahan makanan yang menjadi kebutuhan masyarakat," tutur dia.

Kedua, upaya mendukung peningkatan kapasitas produksi komoditas bahan makanan tersebut, tentu sangat bergantung dari teknologi dan pupuk yang digunakan petani.  Karena itu, HIPMI dapat memanfaatkan bantuan pupuk subsidi pemerintah untuk menurunkan biaya, dengan mengajukan bantuan pupuk kepada pemerintah setempat.

Selain itu, penggunaan teknologi harus dilakukan dalam mengelola komoditas-komoditas tersebut untuk meningkatkan kapasitas produksi sesuai target.

Ketiga, lanjut dia, kapasitas bahan makanan yang besar tentu membutuhkan moda transportasi sebagai angkutan distribusinya. Pada bagian ini, katanya, HIPMI akan mendorong anggota untuk mengembangkan moda transportasi bagi kebutuhan distribusi bahan makanan ke daerah sekitar. Sehingga bisa memangkas biaya distribusi yang selama ini sangat membebani masyarakat.

“Ketika bahan makanan tercukupi di suatu daerah, maka tidak perlu lagi daerah itu mengimpor dari daerah lainnya. Akibatnya, biaya distribusi dipastikan rendah, sehingga menurunkan harga bahan makanan saat diterima masyarakat. Jadi sangat efektif menjaga inflasi,” terang Dini.

Keempat, mendorong sektor UKM anggota HIPMI di daerah sekitar untuk menerima hasil panen dari komoditas bahan makanan tersebut. Sehingga bisa meningkatkan upaya pengelolaan UKM di banyak daerah, khususnya yang fokus dalam menjaga tingkat inflasi bahan makanan.

“Intinya, HIPMI akan menggerakkan seluruh sektor komoditas bahan makanan dalam satu rangkaian kerja produksi hingga distribusi kepada masyarakat. Apalagi menjelang Bulan Ramadan yang segera tiba, perlu dipastikan pasokan hingga jalur distribusi terjaga aman," tandas Dini.

Dini menambahkan, melalui program-program unggulan tersebut HIPMI optimistis mampu berkontribusi sebanyak 20 persen hingga 30 persen pasokan bahan makanan masyarakat di seluruh Indonesia.

Sementara itu, pada tingkat inflasi diperkirakan mampu menekan 0,2 persen hingga 0,5 persen dari total inflasi nasional. Sehingga secara total, program unggulan tersebut mampu berkontribusi pada perekonomian nasional hingga 0,2 persen hingga 0,3 persen serta sekitar 0,7 persen hingga 1 persen pada perekonomian daerah setempat. (Yas/Gdn)

Video Terkini