Sukses

Jadi Negara Termalas, Generasi Muda Malaysia Salahkan Pemerintah

Pada 2012, Malaysia justru didaulat sebagai salah satu negara termalas dan berada di peringkat ke-10 dunia.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Menyandang status paling malas di dunia tentu dihindari banyak pemerintahan di berbagai negara. Sayangnya, pada 2012, Malaysia justru didaulat sebagai salah satu negara termalas dan berada di peringkat ke-10 dunia.

Lebih buruk dari itu, berdasarkan jurnal medis Lancet, Malaysia merupakan negara termalas di Asia Tenggara. Bayangkan saja, sebanyak 61,4 persen penduduknya mengaku sangat jarang berolahraga atau melakukan aktivitas fisik lainnya.

Sangat signifikan, survei tersebut melibatkan 122 negara dengan total responden sekitar 89 persen dari seluruh total populasi dunia.

Selama ini, Malaysia memang dituding memiliki kemampuan rendah untuk bersaing dengan negara lain akibat kebijakan ekonomi yang kurang mendukung. Kondisi ini membuat para generasi muda berpikir, tugas pemerintah untuk memperbaikinya.

Berikut ulasan singkat mengenai Malaysia dan statusnya sebagai negara termalas di dunia seperti dilansir dari Kuala Lumpur Post, Daily Mail, Forbes dan sejumlah sumber lain, Kamis (4/6/2015):

2 dari 4 halaman

Rendahnya pendidikan di pedesaan

Rendahnya pendidikan di pedesaan

Malaysia telah lama dituding malas dan seringkali bersikap apatis. Kondisi ini dikaitkan dengan cuaca yang panas dan lembab di dalam negeri serta kurangnya peluang pendidikan bagi penduduk pedesaan yang jumlahnya besar.

Tetapi perbaikan udara sehat dan akses pendidikan nasional berupa program gratis sebenarnya telah dilakukan di pedesaan. Hal ini membuat pemerintah Malaysia harus mencari penyebab lain mengapa negaranya masuk ke jajaran termalas di dunia.

Malaise atau perasaan umum tidak sehat, tidak nyaman, lesu yang muncul di Malaysia disebut-sebut karena pemerintah tak mampu bersaing dengan negara lain dan mendorong kebijakan ekonomi yang dapat memperbaiki situasi nasional.

Kebijakan ekonomi di Malaysia justru melahirkan generasi muda yang selalu menuntut pemerintah untuk memperbaiki hidupnya.

3 dari 4 halaman

Mental subsidi

Mental subsidi

Perdana Menteri Malaysia Najib Razak yang memimpin koalisi United Malays National Organisation (UMNO) dan Barisan Nasional (BN) juga dikecam lantaran ikut mendorong mentalitas subsidi ke tengah masyarakat. Ada sedikit keraguan bahwa koalisinya telah mendapatkan keuntungan dari penyalahgunaan kebijakan afirmatif pemerintah.

Semua itu dilakukan hanya demi popularitas politis semata. Berbagai tindakan dilakukan demi menancapkan cengkeraman kekuasaan.

Kondisi ini pula yang membuat masyarakat Malaysia dianggap kurang aktif dalam berkegiatan. Selain Malaysia, memang tidak ada negara lain yang masuk peringkat 10 besar di kategori tersebut.

4 dari 4 halaman

Faktor yang disurvei

Faktor yang disurvei

Jurnal kesehatan ternama, The Lancet, telah merilis serial yang kuat mengenai masalah kesehatan di dunia. Kini menurut hasil survei tersebut, aktivitas masyarakat di dunia semakin rendah.

Tidak aktif dalam survei itu jika seorang individu tidak melakukan aktivitas apapun selama 30 menit, melewatkan 20 menit aktivitas cukup keras selama tiga kali dalam seminggu yang setara dengan 600 menit metabolik per minggu.

Pesan dari penelitian itu adalah sekitar sepertiga dari total populasi di dunia tidak memenuhi rekomendasi aktivitas minimum. Dibandingkan Malaysia, hanya 29,8 persen masyarakat Indonesia yang tidak bergerak aktif. (Sis/Nrm)