Sukses

Kendalikan Harga Pangan, Polisi Segera Tertibkan Spekulan

Langkah tersebut diambil untuk mengendalikan harga pangan saat Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) akan melakukan penertiban terhadap para spekulan. Langkah tersebut diambil untuk mengendalikan harga pangan saat Ramadan.

Asisten Operasi Kapolri Arif Wahyunadi mengatakan, operasi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan kepolisian. "Ini kan agena tahunan oleh karena itu lebih awal kita koordinasi,"katanya, Jakarta, Jumat (5/6/2015).

Hingga saat Polri belum mengetahui jumlah secara pasti bahan pangan di gudang distributor. Dia mengaku akan melakukan identifikasi.

"Sudah ada identifikasi, mungkin masih perlu data yang akurat, perlu analisa, evaluasi perlu koordinasi," paparnya.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo meminta pemerintah daerah untuk turut mengendalikan harga pangan. Menurutnya, pemerintah daerah mesti mengetahui aliran komoditas dari distributor ke pasar.

"Gubernur Walikota harus bertanggung jawab terhadap stabilitas harga. Di bawah mereka juga harus tahu distributor yang masok ke pasar," katanya.

Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan naiknya harga kebutuhan pokok disebabkan oleh penimbunan yang dilakukan oknum tertentu.

"Yang jelas penimbunan menyebabkan harga naik. Yang dilakukan spekulan. Oleh karena itu kami akan memetakan dimana gudang-gudang yang ada dan berapa yangg dibutuhkan gudang itu. Berapa standar kebutuhan bahan pokok itu sendiri," ujarnya.

Dia menuturkan, naiknya harga komoditas melihat dua faktor yakni ketersediaan (supply) dan permintaan (demand). Maka, dia mengatakan akan berdialog dengan para spekulan supaya tidak menimbun komoditas pangan.

"Kami akan bicara dengan mereka dalam dagang boleh untung, tapi jangan memberatkan masyarakat," katanya.

Selain itu, Polri juga mengambil langkah lain untuk menekan harga supaya tidak tinggi. Salah satunya, dengan melakukan impor.

"Untuk menjaga stabilitas harga. Sekarang ini kita siapkan impor cabai, bawang karena panen saat ini belum bisa memenuhi," tutup dia. (Amd/Ndw)