Liputan6.com, New York - Harga emas jatuh ke level terendah dalam hampir tiga bulan setelah data tenaga kerja AS dirilis melebihi perkiraan dan memperkuat spekulasi Federal Reserve (The Fed) segera menaikkan suku bunganya di tahun ini.
Kontrak emas yang paling aktif diperdagangkan untuk pengiriman Agustus, turun US$ 7,10 (0,6 persen) menjadi US$ 1,168.10 per troy ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Ini adalah level terendah sejak 18 Maret, melansir laman Wall Street Journal.
Dalam laporannya, Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan ada penambahan 280 ribu pekerjaan pada Mei. Ekonom yang disurvei Wall Street Journal sebelumnya memprediksi hanya akan ada penambahan 225 ribu pekerjaan. Namun, tingkat pengangguran, yang dikumpulkan melalui survei terpisah, naik menjadi 5,5 persen dari 5,4 persen pada April.
Laporan ini mencerminkan penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan terkait ekonomi AS, menjadi penguat Bank Sentral AS berada di jalur untuk menaikkan suku bunganya di akhir tahun ini.
Baca Juga
Ini menjadi berita buruk bagi emas, yang tidak memberikan bunga atau dividen dan akan berjuang untuk memikat investor yang memilih aset berbunga seperti obligasi ketika harganya naik.
Advertisement
Sebab beberapa pedagang memutuskan untuk menjual aset emas guna mengantisipasi kenaikan suku bunga dari Federal Reserve.
"Ekonomi AS tentu sedikit menembaki emas, " kata Ira Epstein, Broker Linn Group, meski dia berharap The Fed untuk memperketat kebijakan pada September atau Desember.
Frank McGhee, Diler Senior Logam Mulia Integrated Brokerage Services mengakui data ekonomi yang cerah akan menekan permintaan emas sebagai investasi.Â
"Emas akan melanjutkan perjalanan ke posisi lebih rendah ... karena ekonomi membaik, pasar emas kehilangan dukungan," tambahnya.
Pedagang emas menjadikan data ekonomi AS sebagai pegangan soal kebijakan Fed, terutama setelah data ekonomi pada kuartal I mengecewakan. Ekonomi AS mengalami kontraksi 0,7 persen dalam tiga bulan pertama di tahun ini.
"Bagian penciptaan lapangan kerja lebih baik dari yang diharapkan, tapi saya tidak berpikir itu cukup untuk menjamin kenaikan tarif oleh Fed," kata Bob Haberkorn, Broker Komoditas Senior RJO Futures di Chicago.(Nrm/Igw)