Sukses

PLTA Saguling, Penolong Listrik Jawa dan Bali

PLTA Saguling yang memiliki empat mesin merupakan PLTA terbesar yang dikelola unit Indonesia Power.

Liputan6.com, Jakarta - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, Jawa Barat, memiliki peran penting dalam sistem ketenagalistrikan Jawa dan Bali. Pasalnya, PLTA tersebut ditugaskan sebagai penolong ketika pembangkit wilayah Jawa dan Bali mengalami kendala.

General Manager PT Indonesia Power Unit Pembangkit Saguling, Hendres Wayen mengatakan, PLTA yang mempunyai kapasitas 4X175,8 Mega Watt (MW) tersebut akan menjadi pioner pemasok listrik Jawa dan Bali, ketika pembangkit listrik lainnya kompak mogok beroperasi karena mengalami kendala.

Saat terjadi kendala listrik dari PLTA yang memasok kebutuhan Cibinong, Cirata dan Bandung Selatan tersebut akan dialihkan ke jaringan Jawa dan Bali berkapasitas 500 Kilo volt (Kv).

"Waktu itu pernah black out (penghentian pasokan listrik), saat tak ada daya listrik di Jawa dan Bali, dari Suralaya, Cilacap, Jawa Timur, Saguling masuk Suralaya dengan jaringan 500 Kv," kata Hendres, di PLTA Saguling, Bandung Barat, Minggu (7/6/2015).

Hendres mengungkapkan, tugas lain PLTA yang memanfaatkan air Waduk Saguling tersebut adalah sebagai pengatur tegangan dan pengatur frekuensi listrik. "Saat peak load (beban puncak) dari pukul 17.00 WIB sampai malam hari, Saguling beroperasi untuk memasok listrik," tuturnya.

Menurut Hendres, PLTA Saguling yang memiliki empat mesin merupakan PLTA terbesar yang dikelola unit Indonesia Power tersebut. Produksi rata-rata per tahun mencapai 2156 Giga Watt Per Hour (GWH).

"Kontribusi Unit Pembangkit Saguling adalah sekitar 8,88 persen terhadap Indonesia Power, dan sekitar 1,92 persen terhadap sistem di Jawa dan Bali," tuturnya.

Indonesia Power mengoperasikan delapan Unit Bisinis Pembangkitan (UBP) yang tersebar di UBH lokasi- lokai strategis Jawa dan Bali, dan Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan, dengan total kapasitas terpasang sebesar 8.996 MW dari 133 unit pembangkit listriknya.

Indonesia Power juga mengembangkan sayap dengan pendirian empat anak perusahaan, yaitu PT Cogindo Daya Bersama (CDB) pada tahun 1997 untuk mendukung usaha pembangkitan, outsourcing dan kajian energi, serta PT Artha daya Coalindo (ADC) pada 1998 yang bergerak di bidang manajemen dan perdagangan batu bara serta bahan bakar lainnya. (Pew/Gdn)