Sukses

Menperin Pastikan BLU CPO Fund Selesai Pekan Ini

Dana CPO supporting fund akan digunakan untuk membantu penanaman kembali (replanting) kebun rakyat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin memastikan bahwa pemerintah terus mendorong pembentukan Badan Layanan Umum (BLU) untuk menjalankan program pungutan pengembangan minyak sawit atau crude palm oil (CPO) supporting fund (CSF). Ditargetkan, pada minggu ini BLU tersebut sudah bisa terbentuk dan langsung berjalan.

"BLU dalam satu minggu ini selesai. Setiap hari akan rapat. Nanti akan ada rapat lagi, ada yang besok, ada yang lusa," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (8/6/2015).

Saleh menjelaskan, dalam rapat selanjutkan akan membahas soal payung hukum dan tarif pungutan untuk CPO supporting fund. "Payung hukum, tarif, semua selesai dalam satu minggu ini. Setelah semua selesai bisa langsung dijalankan. Jadi begitu diputuskan bentukannya (BLU) langsung jalan," kata dia.

Untuk besaran tarif yang akan dikenakan, Saleh menyatakan bahwa hal tersebut akan bervariasi. Namun kepastiannya masih menunggu rapat selanjutnya oleh tim teknis. "Ada rapat teman-teman teknis. Tarif ada variasi, itu yang akan dibahas," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil memperkirakan total pungutan CPO supporting fund dari ekspor sawit bisa mencapai US$ 750 juta atau sekitar Rp 8 triliun per tahun.

“Kami ambil dari setiap ton CPO yang diekspor US$ 50 dan untuk setiap ton ekspor produk turunannya adalah US$ 30. Dengan begitu akan terkumpul uang sekitar US$ 750 juta atau sekitar Rp 8 triliun," katanya.

Dana tersebut, akan digunakan pemerintah untuk beberapa tujuan. Salah satunya adalah mendukung penggunaan biodiesel lebih banyak sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) jenis solar. Selain itu, dana tersebut juga akan digunakan untuk membantu penanaman kembali (replanting) kebun rakyat karena lebih dari 3 juta hektare tidak bisa di tanam ulang karena kesulitan modal.

CPO fund menurut Sofyan juga akan digunakan untuk pendidikan petani. Dia menilai petani penanam sawit biasanya tidak memiliki pendidikan maupun pengetahuan yang baik terkait cara menanam, memupuk dan lain-lain. (Dny/Gdn)

Video Terkini