Sukses

Hati-Hati dengan 5 Perangkap Pemborosan Ini

Skema perangkap penjualan tanpa disadari digunakan perusahaan-perusahaan yang menargetkan konsumen impulsif.

Liputan6.com, Jakarta - Banyak orang memiliki keinginan menambah kekayaan agar hidupnya lebih mudah. Tapi ada kesalahpahaman yang mengatakan, orang tidak bisa kaya kalau memiliki pendapatan kecil.

Padahal, tidak terwujudnya keinginan tersebut semata-mata karena gaya hidup yang boros atau kurang fokus mencari pendapatan. Intinya, mereka yang ingin kaya harus menghindari perangkap pembelian barang tidak perlu.

Skema perangkap penjualan tanpa disadari digunakan perusahaan-perusahaan yang menargetkan konsumen impulsif. Mereka menawarkan sesuatu yang tidak ada harganya untuk jangka panjang. Seperti mengutip lifehack.org, Kamis (11/6/2015) Anda harus berhati-hati dengan perangkap ini:

1. Manipulasi harga diskon

Ketika perusahaan menggelar pesta diskon, mungkin Anda berpikir pembelian akan terpotong jauh lebih besar dari biasanya. Padahal, sebagai strategi perusahaan biasanya menaikkan dulu harga barang-barang tersebut beberapa minggu sebelum acara diskon tersebut untuk memberikan kesan harga telah turun drastis.

Diskon 50 persen mungkin menarik untuk konsumen, tapi tidak ada artinya jika harganya telah dimanipulasi. Dengan membandingkan harga di pasar, Anda dapat mempelajari nilai uang yang sebenarnya.

2. Barang eksklusif

Teknologi membandingkan harga di internet telah terbukti sangat memusingkan para pengecer karena menciptakan pelanggan yang kritis. Di sinilah konsep eksklusivitas datang dan bermain.

Dengan mengatakan barang tidak tersedia di tempat lain, pengecer dapat mendorong harga lebih tinggi. Hal ini terbukti sukses untuk konsumen impulsif. Penawaran eksklusif biasanya terbatas pada daerah tertentu, yang berarti Anda dapat menemukan produk itu di tempat lain. Konsumen yang lebih fleksibel cenderung melihat-lihat harga dulu di tempat lain untuk produk serupa dengan fungsi yang sama.

3. Penjual yang gigih

Mayoritas penjual yang sukses memiliki sifat agresif, gigih, dan mandiri mengejar tujuannya. Hal ini membawa konsumen ke perangkap yang membuat mereka membeli hanya karena merasa terintimidasi.

Kunci untuk lolos dari perangkap tersebut adalah tetaplah membumi dan berkomunikasi secara otoriter ke penjual. Cara ini dapat mencegah mereka masuk ke celah komunikasi Anda.

4. Barang aksesoris toko

Apakah Anda mengunjungi toko furnitur baru-baru ini?. Jika demikian, Anda mungkin melihat banyak produk yang terlihat sempurna dan menarik secara visual. Sebuah tempat tidur dengan seprai berwarna indah, atau meja makan dengan peralatan yang lengkap. Sebenarnya fungsi aksesoris itu tidak hanya sekedar untuk visualisasi, tapi mendorong konsumen membeli barang lebih banyak.

Kesadaran ini penting supaya Anda tidak masuk perangkap dan membeli barang yang tidak dibutuhkan. Langkah pertama pencegahannya adalah membuat daftar singkat kebutuhan. Bawa barang aksesoris dari rumah Anda supaya bisa berpadu dengan yang ingin dibeli.

5. Keuntungan tinggi, investasi jangka pendek

Dalam membangun kekayaan, Anda mungkin tergoda sejumlah peluang investasi. Hati-hati, karena seperti permintaan instan, pengembalian tinggi memicu risiko dan perangkap investasi.

Lakukan riset pasar untuk memastikan keuntungan yang Anda cari realistis. Misalnya, Anda ingin masuk dalam bisnis berbasis energi hijau, teknologi pengurangan emisi, atau sektor energi terbarukan. Tren yang seperti ini memang cocok untuk investasi masa depan ketimbang mencari keuntungan sesaat di investasi bodong.(Elsa Analet/Nrm)