Sukses

Permintaan Menguat Angkat Harga Minyak

Harga telah goyah dalam beberapa pekan terakhir, berputar sekitar US$ 60 per barel.

Liputan6.com, New York - Harga minyak mentah naik ke posisi baru tertingginya di tahun ini, setelah data menunjukkan adanya penguatan permintaan minyak mentah dan bensin di Amerika Serikat (AS) di atas prediksi.

Melansir laman Dow Jones, Kamis (11/6/2015), harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Juli ditutup naik US$ 1,29 (2,1 persen) menjadi US$ 61,43 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini menjadi penutupan tertinggi sejak 9 Desember.

Sementara minyak Brent, patokan global, naik 82 sen (1,3 persen) ke posisi US$ 65,70 per barel di ICE Futures Europe.

Harga minyak kembali dari kemundurannya karena pedagang melihat data, yang menunjukkan produksi minyak AS naik pada pekan lalu menjadi 9,5 juta barel per hari. Ini merupakan rekor tertinggi dalam data mingguan.

"Namun aksi harga ini belum meyakinkan saya karena kita masih dibanjiri minyak mentah," kata Tariq Zahir, Anggota Tyche Capital Advisors.

Harga telah goyah dalam beberapa pekan terakhir, berputar sekitar US$ 60 per barel karena investor menimbang kelebihan pasokan minyak lanjutan, terhadap tanda-tanda penguatan permintaan dan harapan bahwa output dapat menyusut.

Stok minyak mentah AS turun 6,8 juta barel dalam pekan yang berakhir pada 5 juni menjadi 470,6 juta barel, menurut Administrasi Informasi Energi AS. Sebelumnya, analis yang disurvei The Wall Street Journal meramalkan penurunan mencapai 1,8 juta barel pada pekan ini.

Ini adalah penurunan stok mingguan terbesar sejak Juli tahun lalu dan penurunan keenam sejak stok mencapai tingkat tertingginya dalam lebih dari 80 tahun di bulan April.

Penurunan ini disebabkan penurunan besar dalam impor. Salah satunya akibat kebakaran hutan yang menghentikan beberapa operasional produksi di Kanada.

Analis memperkirakan pasokan minyak mentah terus menyusut di musim panas ini. Di Gulf Coast, di mana sebagian besar kilang dalam negeri AS berada, penyuling mengoperasikan 98,4 persen dari kapasitas. Ini merupakan rekor tinggi.

"Saya tidak akan terkejut jika melihat ada 20 sampai 30 juta barel minyak ditarik keluar dari penyimpanan dalam beberapa minggu mendatang," kata Donald Morton, Wakil Presiden Senior Herbert J. Sims & Co.

Beberapa perusahaan AS telah mengatakan jika harga minyak bertahan di atas $ 60 per barel, mereka dapat meningkatkan produksi.

Adapun stok bensin AS turun 2,9 juta barel. Permintaan bensin rata-rata 9,6 juta barel per hari, naik dari 8,6 juta barel per hari tahun lalu. Harga bensin berjangka ditutup naik 6.93 sen, atau 3,3 persen menjadi US$ 2,1464 per galon.(Nrm/Igw)