Sukses

Kapasitas Produksi Pupuk Urea Bakal Naik 15%

Pabrik pupuk Kaltim 5 akan meningkatkan kapasitas produksi urea meningkat menjadi 3,4 juta ton per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian Saleh Husin meninjau perkembangan pembangunan proyek PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) 5 serta perkembangan investasi PT Kaltim Methanol Industri (KMI) di Kawasan Industri Bontang, Kalimantan Timur.

Kedua pabrik yang berada di Kaltim Industrial Estate, salah satu klaster industri petrokimia unggulan Indonesia, merupakan bagian penting dalam pengembangan industri berbasis gas bumi (methane gas) di dalam negeri.

Pada kesempatan tersebut, Saleh memberikan apresiasi terhadap peranan PT Pupuk Kaltim dalam upaya mendukung pemenuhan pupuk urea di dalam negeri khususnya untuk sektor pertanian sejak 1984 sampai saat ini sehingga mampu mendukung program ketahanan pangan nasional.

"Pembangunan proyek Pabrik Kaltim-5 merupakan bagian dari Program Revitalisasi Industri Pupuk yang merupakan tindak lanjut dari Inpres Nomor 2 Tahun 2010 tentang Revitalisasi Industri Pupuk dan merupakan program prioritas nasional," ujar Saleh dalam keterangan tertulis di Kalimantan Timur, Jumat (12/6/2015).

Dengan beroperasinya pabrik Kaltim-5, total kapasitas produksi urea akan meningkat menjadi 3,4 juta ton per tahun atau naik sekitar 15 persen. Dari kapasitas produksi urea tersebut, PT Pupuk Kaltim akan memberikan kontribusi untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri sebesar 40 persen dari kapasitas produksi pupuk urea nasional yang mencapai 8,5 juta ton.

"Saya menyadari, proses pembangunan Pabrik Kaltim-5 yang merupakan pembangunan pabrik amoniak dan urea terbesar di Asia Pasifik, tidaklah mudah. Banyak tantangan dan hambatan dari segi teknik maupun non-teknik yang dihadapi selama masa pembangunan pabrik Kaltim-5 ini," kata dia.

Walaupun ada perubahan jadwal proyek pembangunan pabrik Kaltim-5, Saleh mengungkapkan PT Pupuk Kaltim sudah melakukan banyak upaya agar pembangunan pabrik dapat berjalan sesuai dengan jadwal yang direncanakan.

"Saya berharap pada tahapan akhir performance test dan plant acceptance akan berjalan sesuai dengan jadwal sehingga Pabrik Kaltim-5 dapat segera beroperasi dan berkontribusi pada pasokan pupuk nasional," ungkap Saleh.

Sementara itu, mengingat lokasi pabrik ini berada dalam Kawasan Timur Indonesia, keberadaan industri ini tentunya akan lebih mendorong percepatan pembangunan di Kawasan Timur Indonesia.

"Bagi Kalimantan Timur sendiri, keberadaan industri ini tentunya akan memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah," lanjutnya.

Bahkan, dengan dukungan sumber daya alam yang tersedia di Kalimantan Timur, khususnya gas bumi, tentunya akan menjadi daya tarik sendiri bagi pengembangan industri dan investasi, terutama industri petrokimia.

Selain itu, dengan adanya pabrik methanol yang telah beroperasi di lokasi ini dan diikuti dengan pabrik-pabrik industri yang lain seperti melamine dan ammonium nitrat, menjadikan kawasan industri ini sejajar dengan kawasan industri petrokimia yang ada di Pulau Jawa.

Hal ini sejalan dengan program Pemerintah untuk mendorong penyebaran industri ke luar Jawa. "Tentunya menjadi tugas kita bersama terhadap kelancaran proses investasi dan produksi di kawasan ini, khususnya perhatian yang lebih besar dari para pemangku kepentingan terhadap jaminan energi dan suplai gas bumi dengan harga yang wajar," tandasnya.

PT Pupuk Kaltim dan PT Kaltim Methanol Industri diharapkan agar terus memajukan industri dan berkontribusi bagi perekonomian nasional khususnya dalam mendukung program ketahanan pangan nasional. Kementerian Perindustrian akan senantiasa memfasilitasi segala kebutuhan dunia usaha dalam rangka peningkatan kinerja industri nasional. (Dny/Ahm)

Video Terkini