Liputan6.com, Jakarta - Pabrik paling baru milik PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) diyakini mampu menarik investasi dan mempercepat pengembangan industri di kawasan Indonesia timur.
Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin mengatakan, terlebih lagi pabrik bernama Kaltim-5 yang memproduksi urea dan amonia ini punya keunggulan sumber daya alam yang tersedia di Kalimantan Timur.
"Lokasi pabrik ini dekat dengan penghasil gas bumi dan tentunya akan menjadi magnet bagi pengembangan industri dan investasi terutama petrokimia di Indonesia timur," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/6/2015).
Aktivitas produksi Kaltim-5 yang berlokasi di Kaltim Industrial Estate, Bontang ini telah dimulai sejak Januari 2015. Investasinya mencapai US$ 683,05 juta, terdiri dari Rp 1,85 triliun dan US$ 474,5 juta dengan kebutuhan energi gas bumi sebanyak 80 MMSCFD. "Targetnya, pabrik ini menjadi penghasil amonia dan urea terbesar di Asia Pasifik," lanjutnya.
Direktur Utama Pupuk Kaltim, Aas Asikin Idat mengatakan, proyek pabrik berkapasitas produksi sebesar 850 ribu ton amonia dan 1,15 juta ton urea per tahun, diatur dalam Revitalisasi Industri Pupuk sesuai Inpres Nomor 2 Tahun 2010.
"Saat ini, Kaltim-5 memasuki fase demonstration test dan performance test. Jika lancar, uji coba diagendakan 22-26 Juni sedangkan performance test 27 Juni-11 Juli 2015," kata dia.
Di luar Kaltim-5, perusahaan sudah memiliki lima pabrik dengan kapasitas total untuk amonia 2,51 juta ton dan urea 2,98 juta ton per tahun.
Jika Kaltim-5 ini telah beroperasi penuh, total kapasitas produksi urea akan meningkat menjadi 3,4 juta ton per tahun atau meningkat sekitar 15 persen.
Dari kapasitas produksi urea tersebut, Pupuk Kaltim akan memberikan sumbangan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam negeri sekitar 40 persen dari kapasitas produksi pupuk urea nasional yang mencapai 8,5 juta ton.
Pabrik Pupuk Kaltim lainnya merupakan boiler batu bara, pengantongan dan pergudangan. Perusahaan juga memproduksi dua jenis pupuk yaitu NPK Fuse berkapasitas 200 ribu ton dan NPK Blending dengan kapasitas 150 ribu ton setiap tahun.
"Kami juga akan membangun pabrik NPK Cluster bekerja sama dengan Jordan Phospate Mines Co dengan kapasitas produksi 2 x 500 ribu ton per tahun," jelas dia.
PKT merupakan anak perusahaan pelat merah, PT Pupuk Indonesia (Persero) dan memproduksi urea, amonia, pupuk NPK dan organik. Selain menyasar pasar pertanian sektor pangan (pupuk bersubsidi), juga sektor perkebunan, industri dan ekspor.(Dny/Nrm)