Liputan6.com, Shanghai - Pemerintah Kota Shanghai memiliki cara yang layak ditiru Indonesia untuk mengatasi kemacetan. Caranya yaitu mengatur jam masuk dan pulang kerja.
"‎Tidak semua pekerja masuk jam 8 pagi, kalau begitu akan ada kemacetan," kata warga Shanghai, Asan saat berbincang dengan Liputan6.com di Shanghai, Kamis, 11 Juni 2015.
Baca Juga
Pemerintah Kota Shanghai membagi jam masuk kerja dalam tiga shift yaitu pukul 08.00, jam 09.00 dan jam 10.00 waktu setempat. Begitu juga dengan jam pulang kantor, bagi pekerja masuk kerja lebih pagi maka akan pulang kantor lebih cepat.
Advertisement
Di Shanghai waktu pulang kerja dibagi menjadi tiga yaitu pukul 15.00, pukul 16.00 dan pukul 17.00 waktu setempat. Hal ini terbukti sukses membebaskan Shanghai dari kemacetan.
Kondisi ini berbeda dengan Beijing.‎ Layaknya di Jakarta, Beijing tidak mengatur ketat warganya mengenai jam kerja tersebut.
"Alhasil di Beijing itu meski jumlah penduduknya lebih sedikit dari Shanghai, namun macet sekali saat jam-jam berangkat kerja," paparnya.
Tak hanya itu, Pemerintah Kota Shanghai juga memiliki cara tersendiri untuk membatasi jumlah kendaraan demi menjaga kepadatan lalu lintas di wilayahnya. Hal ini juga yang belum ditetapkan di Indonesia.
Caranya dengan mematok harga pelat mobil dua kali lipat lebih mahal dari harga mobil. "Satu pelat mobil seharga 120 ribu yuan, sedangkan harga mobil buatan China 50 ribu yuan. Jadi satu pelat mobil bisa untuk beli dua mobil," papar Asan.
Dikatakan Asan, cara terebut terbukti saat ini cukup efektif untuk membatasi pembelian mobil. Alhasil, para penduduk Shanghai lebih menggunakan sepeda dan angkutan umum untuk beraktivitas.
Tidak hanya itu, Pemerintah Kota Shanghai juga melarang mobil-mobil yang memiliki pelat nomor luar kota Shanghai untuk melewati jalan-jalan layang.
‎"Jadi di sini banyak sekali jalan layang dan bertingkat, karena kalau semua naik akan ada kemacetan saat jam kerja dan pulang kantor," tegas Asan.
Dengan beberapa inisiatif pemerintah kota Shanghai tersebut, Asan mengaku situasi lalu lintas di Shanghai lebih tertata jika dibandingkan dengan kota besar China lainnya seperti Beijing. (Yas/Ndw)