Sukses

Gaji Bisa Picu Perselingkuhan di Rumah Tangga

Uang ternyata bisa menjadi penopang kelangsungan mahligai rumah tangga sekaligus menjadi faktor penghancur.

Liputan6.com, Jakarta - Uang ternyata bisa menjadi penopang kelangsungan mahligai rumah tangga sekaligus menjadi faktor penghancur. Sebuah riset dari University of Connecticut baru-baru ini membuktikan, perselingkuhan sangat rentan terjadi jika gaji suami atau istri lebih tinggi dari pasangannya.

Melansir laman Columbia Daily, Senin (15/6/2015), dari studi tersebut, perselingkuhan terjadi saat suami atau istri memiliki uang lebih banyak dari pasangannya. Dengan kata lain suami dan istri akan sangat kecil kemungkinannya berselingkuh jika pendapatan keduanya setara.

Pakar Sosiologi dari University of Connecticut Christin Munsch berusaha meneliti data dari 2.800 pasangan menikah di bawah usia 32 tahun. Riset tersebut digelar dalam waktu lama sejak 2001 hingga 2011.

Munsch menemukan, semakin sedikit gaji suami atau istri dari pasangannya, maka kemungkinan perselingkuhan semakin besar. Dan ini lebih sering terjadi pada suami.

Sementara para istri yang bergaji lebih tinggi dari sami cenderung bersikap tidak setia. Manusia tentu saja memiliki karakter yang berbeda, tapi hasil riset tersebut membuktikan saat pendapatan suami dan istri setara, perselingkuhan jarang sekali terjadi.

Survei itu tidak secara langsung bertanya apakah mereka pernah berselingkuh.

"Mayoritas orang hanya tidak menyukai ketidaksetaraan dalam hubungannya. Kebanyakan orang tidak suka kencan dengan orang yang terlihat tampak terlalu menarik dibanding dirinya, atau terlalu jelek dibandingkan dirinya, seseorang yang terlalu sukses atau kurang sukses," terang Munsch yang menekankan pentingnya kesetaraan dalam sebuah hubungan pernikahan.

Sejauh ini, sebagian besar suami tercatat masih berpenghasilan lebih tinggi dari sang istri. Sebaliknya, saat sang istri berperan sebagai tulang punggung keluarga, sang suami akan berusaha menunjukkan kemandiriannya. (Sis/Ndw)